Jakarta (ANTARA) -
"Ideologi negara ini dulu dibangun oleh bangsa Indonesia bersama kaum santri, bersama para ulama; sehingga menjadi kewajiban sejarah bagi seluruh santri di Indonesia untuk mempertahankan ideologi negara," kata Mahfud dalam acara Peringatan Hari Santri Nasional 2022 Halaqah Kebangsaan dengan tema "Ideologi Negara Ideologi Santri" di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat.
Mahfud mengingatkan kembali bahwa persoalan ideologi negara tak perlu dipertentangkan lagi dengan ideologi lain, karena ideologi bangsa Indonesia sudah jelas, yakni Pancasila.
"Tidak usah dipertentangkan dengan ideologi lain karena ideologi negara itu ideologi santri," tegasnya.
Para ulama dan santri sudah berjuang, baik fisik maupun politik konstitusional, untuk membangun dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berideologi Pancasila.
Baca juga: Menparekraf harap santri tingkatkan kemampuan adopsi teknologi digital
Dengan ideologi Pancasila sebagai ideologi negara, para santri pun dapat mengaktualisasikan diri dan melakukan lompatan mobilitas sosial yang naik secara vertikal. Sehingga, lanjut Mahfud, kehadiran para santri di dalam etalase nasional bukan karena dikatrol atau diangkat melalui nepotisme, melainkan mengalir deras ke atas.
"Dan sekarang, bangsa ini sudah dapat diwarnai oleh kehidupan kaum santri yang Islami di dalam berbangsa dan bernegara. Dengan Islam, kita akan berbaur sebagai satu bangsa dalam paham kosmopolitanisme atau kesewargaan yang menyatukan dalam warisan perjuangan, membangun bangsa dan negara tanpa sekat-sekat agama, suku, daerah," jelasnya.
Dengan Islam yang moderat, seluruh elemen bangsa harus dapat dan selalu bersikap toleran, menerima perbedaan, untuk kemudian bersinergi maju bersama.
"Para santri wajib menjaga NKRI dengan segala kebinekaannya dan harus terus berkiprah dengan napas Islami di dalam prinsip ideologi negara Pancasila. Itu semua bisa dan harus para santri lakukan di dalam semboyan ideologi negara, ideologi santri," ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut ialah Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf, Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Nasaruddin Umar, serta cendekiawan mulsim M. Quraish Shihab.
Baca juga: Mahfud tegaskan tak ada islamofobia di Indonesia
Baca juga: "Bau santri dan santri bau", mengenang wasiat Kiai As'ad
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022