Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari

Lombok Tengah (ANTARA) - Badam Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu muka laut yang masih hangat mengakibatkan potensi hujan di wilayah Nusa Tenggara Barat terus meningkat hingga akhir Oktober 2022.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Dewo Sulistio dalam keterangan tertulisnya di Praya, Lombok Tengah, Jumat, mengatakan memasuki musim hujan 2022/2023, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi.

Potensi bencana itu seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal dengan peluang kejadian lebih tinggi dibandingkan biasanya.

"Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari," katanya.

BMKG menyatakan pembaruan kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi La Nina Lemah (indeks ENSO : -0.85). Sehingga BMKG memprakirakan kondisi La Nina akan terus berlangsung setidaknya hingga awal 2023, kemudian berangsur melemah menuju kondisi Netral.

"Indeks Indian Ocean Dipole atau IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD Negatif (-0.80), diperkirakan kondisi IOD Negatif berpotensi terus terjadi hingga awal 2023," katanya.

Baca juga: Waspadai potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan di wilayah NTB

Baca juga: BMKG: Gempa bumi magnitudo 5,3 di Bima tidak berpotensi tsunami

Aliran massa udara pada dasarian II Oktober diprediksi mulai didominasi oleh angin baratan. Pada bulan November 2022 monsun Asia diprediksi aktif, kemudian pada bulan Desember – Januari 2023 monsun Asia mendominasi seluruh wilayah Indonesia khususnya wilayah bagian Selatan termasuk NTB.

Pergerakan Madden Julian Oscillation (MJO) saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprakirakan akan tetap tidak aktif hingga awal dasarian I November 2022.

Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan kondisi normal dan diprakirakan tidak ada potensi pertumbuhan awan konvektif secara signifikan hingga awal dasarian I November 2022 khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan termasuk NTB.

"Rata-rata anomali Suhu Muka Laut (SST) sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat dan diprakirakan kondisi hangat ini akan mendominasi wilayah perairan Indonesia bagian Selatan dan bertahan hingga November 2022," katanya.

Peluang curah hujan pada dasarian III Oktober 2022 dengan intensitas >20 mm/dasarian terjadi di sebagian besar wilayah NTB dengan probabilitas > 90 persen kecuali di sebagian kecil wilayah Lombok Tengah bagian Selatan, Lombok Utara bagian Utara, serta wilayah pesisir timur Bima.

Sedangkan curah hujan dengan intensitas >50 mm/dasarian diprakirakan terjadi di wilayah pesisir Lombok Barat bagian Utara, Lombok Tengah Bagian Utara, Kabupaten Sumbawa Barat, serta sebagian Kabupaten Sumbawa bagian Selatan dengan probabilitas >80 persen.

"Terdapat juga potensi curah hujan >100 mm/dasarian di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat dengan probabilitas 40 – 70 persen. Untuk mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan warga kedepannya dan tetap selalu menjaga kesehatan," katanya.

Baca juga: Gempa bumi magnitudo 5,3 guncang Bima NTB

Baca juga: BMKG sebut NTB memasuki musim hujan pertengahan Oktober

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022