Kiev (ANTARA) - Rusia menyerang pembangkit listrik Ukraina karena ingin memaksa warga meninggalkan rumah mereka dan pindah ke barat ke negara-negara Uni Eropa, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kamis (20/10).

Zelenskyy mengatakan awal pekan ini bahwa Rusia telah menghancurkan sekitar sepertiga pembangkit listrik Ukraina sehingga menyebabkan pemutusan aliran listrik dan air menjelang musim dingin.

Akibatnya, pemerintah Ukraina pada Kamis memerintahkan pembatasan listrik secara nasional untuk pertama kalinya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan 7,7 juta orang Ukraina, atau sekitar 19 persen dari populasi negara itu sebelum perang, sekarang tinggal di seluruh Eropa setelah melarikan diri dari invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari.

Beberapa pengungsi dari Ukraina telah berjuang untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak.

"Rusia memprovokasi gelombang baru migrasi warga Ukraina ke negara-negara Uni Eropa," kata Zelenskyy lewat video pada konferensi tingkat tinggi (KTT) Uni Eropa.

"Teror Rusia terhadap fasilitas energi kami bertujuan untuk menciptakan sebanyak mungkin masalah listrik dan pemanas di Ukraina pada musim gugur dan musim dingin ini, sehingga lebih banyak warga Ukraina yang pergi ke negara-negara Eropa," ujar Zelenskyy dalam pidatonya.

Sebagai tanggapan, negara-negara sekutu Ukraina harus menyediakan lebih banyak sistem anti-pesawat dan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Iran, yang memproduksi beberapa pesawat nirawak yang digunakan Moskow, katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia umumkan darurat militer di Zaporizhzhia, Kherson
Baca juga: Presiden Ukraina pecat duta besarnya di Kazakhstan
Baca juga: Rusia: Dukungan AS hanya akan menghancurkan Ukraina

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022