"Hal ini tentunya membuat Indonesia tampil beda dari negara anggota ASEAN lainnya, yang cenderung menyuguhkan produk seperti handicraft, scarf, gift item, handbag, dan home textile," kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kementerian Perdagangan, Pradnyawati, Senin.
Menurut Pradnyawati pasar Jepang cenderung memiliki kesadaran dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, oleh karena itu Indonesia mengedepankan produk-produk ramah lingkungan dalam pameran yang digelar 6 hingga 8 Juni lalu itu.
“Untuk itu, kami menampilkan produk lamp, wall paper dari batang pisang yang terbukti sangat diminati karena berbahan baku ramah lingkungan,” ujarnya.
Usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia yang tampil dalam pameran antara lain Bagaskara Bronze asal Mojokerto, Jawa Timur, yang menampilkan produk Bronze Handicraft, kemudian Pondok Tekstil Kreasindo dari Bandung, Jawa Barat, yang memamerkan produk karpet, kitchen mat, bath mat, serta door mat.
Tampil juga L & D Art Lamp, juga dari Bandung, dengan produk hanging lamp, table lamp, standing lamp & wall lamp, serta wall paper.
Para pengusaha UKM tersebut menempati Pavilion Indonesia yang berada di booth ASEAN Japan Center (AJC), bersama-sama dengan paviliun negara-negara ASEAN lainnya. Secara keseluruhan, paviliun negara ASEAN menempati area seluas 26.600 m2.
Selama tiga hari pameran, para pengusaha UKM Indonesia mendapatkan sejumlah inquiries. Pondok Tekstil Kreasindo mendapat 20 inquiries, L&D Art Lamp mendapatkan 38 inquiries, dan 7 inquiries untuk Bagaskara Bronze.
Diperkirakan total transaksi dapat mencapai 120.000 dolar AS.
Selain inquiries, para pengusaha UKM Indonesia juga berhasil mendapatkan mitra bisnis baru dan sepakat menjalin kerjasama usaha untuk mensuplai kebutuhan domestik pasar Jepang.
“Kami merasa kegiatan promosi seperti ini sangat efektif dalam memperkenalkan produk-produk unggulan Indonesia yang kreatif dan berkualitas kepada masyarakat Jepang,” kata Pradnyawati.
(*)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012