Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Timur dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan sosialisasi dan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus gagal ginjal misterius pada anak.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya pun mengambil langkah lain guna menangani dan mengantisipasi penyebaran kasus gagal ginjal misterius pada anak.
Baca juga: Pemprov DKI punya laboratorium rujukan uji toksik gagal ginjal akut
"Persiapan itu antara lain, melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang AKI, melakukan penyelidikan epidemiologi untuk semua kasus yang ditemukan, menyiapkan ruang perawatan, sarana prasarana untuk perawatan AKI, memberikan tatalaksana sesuai standar kepada pasien yang terduga dan terdiagnosa Acute Kidney Injury (AKI)," kata RIsmasari.
Rismasari mengungkapkan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak terdapat dua kasus yang berasal dari warga berdomisili di Jakarta Pusat.
"Kasus Acute Kidney Injury di Jakarta Pusat sebanyak dua orang," ujar Rismasari.
Rismasari juga mengungkapkan fenomena kasus ginjal akut pada anak terjadi usia 14 bulan dan 15 tahun.
"Satu bayi laki-laki berusia 14 bulan dan sudah sembuh, serta satu anak perempuan berusia 15 tahun dan masih dirawat. Tidak ada yang meninggal," ungkapnya.
Namun, Rismasari memastikan hingga saat ini, tidak ada warga Jakarta Pusat yang meninggal akibat kasus gagal ginjal akut misterius tersebut.
Dalam hal ini, kasus kematian terbanyak tercatat berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
"Kalau kematian terbanyak memang ada di RSCM tetapi kasus ini bukan kasus yang berasal dari Jakarta Pusat. Ini berasal dari seluruh DKI dan luar DKI yang merujuk ke RSCM," ungkapnya.
Baca juga: Sudin Kesehatan Jakbar catat delapan anak terkena gagal ginjal akut
Ia menambahkan, banyaknya kasus gagal ginjal akut pada anak yang ada di Jakarta Pusat tak selalu berarti kasus tersebut berasal dari warga yang berdomisili di Jakarta Pusat.
"Mohon diperhatikan jumlah kasus yang berasal dari Jakarta Pusat akan berbeda dengan jumlah kasus yang ada di Jakarta Pusat," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan kasus gagal ginjal akut misterius yang muncul di Indonesia dalam dua bulan terakhir didapati pada anak usia enam bulan sampai 18 tahun.
"Per 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia satu hingga lima tahun," kata Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Yanti Herman di Jakarta, Selasa kemarin.
Kementerian Kesehatan mengimbau para orang tua tidak panik, tetapi tetap mewaspadai munculnya gangguan ginjal pada anak-anak dengan memantau kondisi kesehatan serta pemenuhan kebutuhan cairan anak.
Yanti menyampaikan bahwa orang tua perlu mewaspadai kemunculan gejala yang mengarah pada gagal ginjal seperti diare, mual, muntah, demam selama tiga sampai lima hari, batuk, pilek, sering mengantuk, serta volume urine yang semakin sedikit.
Baca juga: Moeldoko segera komunikasi dengan Menkes terkait ginjal akut anak
Pewarta: Ulfa Jainita
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022