Beijing (ANTARA) - BEIJING, 19 Oktober (Xinhua) -- Sejumlah pakar China belum lama ini mengungkap adaptasi evolusioner dan sejarah demografi kukang kerdil (pygmy loris), menurut Institut Zoologi Kunming di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).
Kukang adalah kelompok primata yang terancam punah secara global yang menunjukkan banyak ciri-ciri fisiologis dan perilaku yang tidak biasa, termasuk tingkat metabolisme yang rendah, gerakan yang lambat, dan hibernasi. Meskipun mereka merupakan bagian penting dalam filogeni primata, pengetahuan masyarakat tentang kelompok ini masih sangat terbatas.
Para peneliti dari institut tersebut mengumpulkan urutan genom tingkat kromosom dari kukang kerdil dan mengurutkan ulang seluruh genom dari 50 kukang kerdil dan enam kukang Benggala, menurut makalah yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Mereka menemukan bahwa banyak famili gen yang terlibat dalam detoksifikasi mengalami perluasan secara spesifik pada kukang kerdil, termasuk famili gen GSTA, dengan banyak salinan turunan baru yang secara spesifik bekerja di organ hati, menurut makalah itu.
Hasil penelitian itu juga menunjukkan bahwa banyak gen menunjukkan konvergensi evolusioner antara kukang kerdil dan koala, termasuk PITRM1.
Penurunan signifikan dalam aktivitas enzim PITRM1 pada kedua spesies ini kemungkinan berkontribusi terhadap tingkat metabolisme rendah yang menjadi karakteristik mereka.
Analisis genom terhadap populasi ini mengungkap bahwa dua spesies kukang yang masih dapat ditemukan, yaitu kukang kerdil dan kukang Benggala, yang hidup berdampingan di habitat yang sama, menunjukkan hubungan terbalik dalam hal demografi selama satu juta tahun terakhir, menyiratkan persaingan antarspesies yang kuat pascaspesiasi.
Temuan-temuan ini dapat memperdalam pemahaman masyarakat tentang evolusi adaptif kukang kerdil, serta dapat pula memberikan informasi berguna untuk studi-studi selanjutnya mengenai gangguan manusia yang berkaitan dengan metabolisme abnormal, perkembangan otot rangka, dan ritme sirkadian, kata para peneliti.
Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022