Sebulan berbatik tidak hanya mengimbau sivitas akademika untuk mengenakan pakaian batik atau aksesoris batik, namun juga memberikan edukasi tentang topik-topik menarik seputar batik

Jakarta (ANTARA) - Universitas Pancasila (UP) Jakarta mencanangkan kampanye sebulan berbatik selama bulan Oktober 2022 untuk mendukung batik sebagai warisan budaya bangsa yang patut diapresiasi setinggi mungkin.

"Bulan Oktober ini juga bertepatan pula dengan Hari Lahir Universitas Pancasila pada tanggal 28 Oktober," kata Rektor UP Prof Edi Toet Hendratno dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Rektor II Dr. Novi Yantih di Aula Masjid At-Taqwa Universitas Pancasila Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan sebulan berbatik tidak hanya mengimbau sivitas akademika untuk mengenakan pakaian batik atau aksesoris batik, namun juga memberikan edukasi tentang topik-topik menarik seputar batik.

"Semoga semua anak bangsa Indonesia pada umumnya dan Sivitas Akademika Universitas Pancasila pada khususnya bangga dan terus melestarikan warisan budaya ini," katanya.

Menurut dia batik merupakan akulturasi budaya Indonesia dan memiliki sejarah yang panjang. Sejak UNESCO menetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 maka sejak itu pula ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

"Universitas Pancasila sebagai salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia tentunya turut pula mendukung kearifan lokal tersebut sebagai budaya bangsa yang patut diapresiasi setinggi mungkin," katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan melalui acara temu wicara bertema "Pancasila Berbatik Merayakan Pancasila Merayakan Kita" diharapkan akan memberikan gambaran dan pengetahuan kepada peserta tentang pentingnya mempertahankan warisan budaya bangsa tersebut.

Tampil sebagai pembicara acara itu adalah sejarawan lulusan UI JJ Rizal dan artis Asri Welas.

Dalam paparannya JJ Rizal mengatakan batik ikut mewarnai pergerakan sejarah bangsa dimana bisa memunculkan rasa nasionalisme.

Pada masa awal, katanya, batik banyak dipakai kalangan elit tertentu, namun kini sudah banyak dipakai oleh kalangan masyarakat luas.

Ia menjelaskan pada zaman Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta, batik dijadikan seragam bagi pegawai Pemprov DKI sebagai wujud dari melestarikan budaya bangsa.

Sedangkan Asri Welas mengatakan tantangan ke depan batik harus diperkenalkan kepada generasi mileniial atau generasi Z agar mereka mengenali warisan budaya bangsa.

Untuk itu, kata dia, bisa juga menciptakan batik dengan motif-motif sesuai dengan motif kekinian sesuai dengan selera milenial.

Baca juga: Kemlu RI akan masukkan batik dalam kurikulum pendidikan diplomat

Baca juga: UP kerja sama riset dengan University of California Berkeley

Baca juga: Dekan FFUP raih Rekor MURI terkait pengobatan COVID-19

Baca juga: Universitas Pancasila dorong wirausaha santri dengan kearifan lokal


Pewarta: Feru Lantara
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022