Jakarta (ANTARA) - PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) optimistis rencana perseroan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) penawaran umum perdana saham atau IPO akan semakin memperkuat tata kelola perusahaan.
"Penawaran umum perdana saham perseroan diarahkan untuk semakin memperkuat tata kelola yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," kata Direktur Utama MKTR Harry M. Nadir dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Harry menyampaikan, menjadi perusahaan yang menghasilkan komoditi agrobisnis terbaik yang fokus pada nilai tambah dalam menjaga lingkungan, merupakan visi perseroan.
Visi tersebut ingin diraih perseroan di antaranya melalui sejumlah langkah seperti mengembangkan bisnis perkebunan yang efisien, memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dengan mengolah limbah menjadi produk yang memiliki nilai tambah, memperkuat kemitraan sumber daya manusia dan potensi lokal, dan pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Efisiensi perkebunan MKTR saat ini sudah mulai terwujud di mana perseroan mampu memaksimalkan lahan melalui pemilihan bibit sawit unggulan terbaik. Targetnya adalah mendapatkan hasil panen yang maksimum pada setiap hektarnya.
"Dalam waktu dekat, melalui anak perseroan, kami akan menyediakan bibit unggulan yang tersedia bagi para petani sawit lokal di wilayah operasi kami. Diutamakan yang menjadi mitra perseroan sebagai salah satu upaya membangun dan memperkuat kemitraan," ujar Harry.
Menurut Harry, terbinanya hubungan baik dengan petani sawit sekitar lokasi perkebunan memang bagian dari penerapan prinsip tata kelola yang baik MKTR sekaligus dalam rangka penerapan bisnis perkebunan yang berkelanjutan.
Partisipasi masyarakat sekitar pun bukan hanya terjadi di lahan perkebunan namun juga pada aspek lain salah satunya untuk distribusi hasil perkebunan.
Harry menjelaskan, MKTR memberdayakan masyarakat bekerjasama dengan mitra-mitra lokal sekitar perkebunan di Kalimantan Tengah untuk pengangkutan sawit dari perkebunan ke pabrik.
"Meskipun MKTR memiliki entitas bisnis bidang transportasi dan logistik namun kami tetap memberdayakan warga sekitar yang memiliki armada truk untuk mengangkut hasil perkebunan," kata Harry.
Hasil garapan petani lokal juga pada akhirnya memenuhi utilisasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik MKTR. Sebab, hasil dari perkebunan milik Perseroan hanya memenuhi sebesar 55 persen dari kapasitas produksi pabrik yang ada sisanya dapat terpenuhi petani sawit binaan dan yang bermitra dengan perusahaan.
Adapun PKS milik perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi yang akan terus dikembangkan untuk memenuhi produksi dari petani.
"Utilisasi kapasitas produksi pabrik kelapa sawit MKTR saat ini mencapai 107 persen yang akan secara konsisten dipertahankan. Ada begitu banyak perusahaan sawit di Kalimantan Tengah yang bisa jadi pilihan petani sawit untuk bekerjasama namun dengan hubungan baik yang terjalin, kami bersyukur mereka percaya dan memilih menjual hasil kebunnya kepada kami," ujar Harry.
Merujuk pada prospektus IPO-nya, MKTR menawarkan sebanyak 2,5 miliar lembar saham atau sebesar 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor kepada publik. Harga pelaksanaan yang ditawarkan antara Rp100 per saham hingga Rp150 per saham. Jumlah seluruh nilai IPO itu adalah sebanyak- banyaknya Rp375 miliar.
Sebesar 95,01 persen dana hasil IPO akan digunakan MKTR untuk penyertaan saham. Sekitar 6,67 persen kepada PT Menthobi Hijau Lestari, dana tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan fasilitas pengolahan limbah menjadi pupuk, perawatan sarana pengolahan limbah sawit, dan pembelian aset pendukung.
Lalu, sebesar 1,67 persen akan dialokasikan kepada PT Menthobi Agro Raya yang akan digunakan dalam pembelian bibit kelapa sawit dan perawatan sarana serta prasarana. Sebesar 1,67 persen lainnya akan digunakan untuk PT Menthobi Transtitian Raya dan dipakai untuk pembelian sarana transportasi dan alat berat, serta perawatan sarana operasional terkait kegiatan usaha.
MKTR juga mengalokasikan 85 persen dana kepada PT Menthobi Makmur Lestari untuk pembangunan pengelolaan air, penanaman tanaman baru, penyempurnaan pabrik kelapa sawit (PKS), pembelian tandan buah segar, pupuk, dan pelunasan dipercepat utang kepada Bank Syariah Indonesia (BRIS) sebesar Rp35 miliar.
Pada IPO tersebut, MKTR juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 2,5 miliar atau sebanyak-banyaknya 26,32 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum saham perdana ini disampaikan.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022