Singapura (ANTARA) - Harga minyak dibuka bervariasi di awal perdagangan Asia pada Kamis, karena investor menyeimbangkan kehati-hatian atas pengetatan pasokan terhadap proyeksi permintaan yang lebih rendah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember merosot 28 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 92,13 dolar AS per barel pada pukul 00.10 GMT.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November yang berakhir pada Kamis, terangkat 34 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan pada 85,89 dolar AS per barel.
Dalam sambutannya Rabu (19/10/2022), Presiden AS Joe Biden mengatakan berencana untuk menjual 15 juta barel minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) dan membeli kembali minyak jika harga cukup turun.
Pelepasan cadangan tersebut akan menjadi penjualan terakhir dari rencana penjualan 180 juta barel minyak yang diumumkan tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.
Baca juga: Minyak menguat karena persediaan AS turun dan rencana rilis cadangan
Namun, larangan Uni Eropa yang membayangi minyak mentah dan produk minyak Rusia dan pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen lain termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sebesar 2 juta barel per hari mendukung harga.
Permintaan global untuk bahan bakar masih belum pasti. Kegiatan ekonomi AS berkembang moderat dalam beberapa pekan terakhir, meskipun datar di beberapa daerah dan menurun di beberapa daerah lain, Federal Reserve mengatakan pada Rabu (19/10/2022) dalam sebuah laporan yang menunjukkan perusahaan tumbuh lebih pesimis tentang prospek.
Persediaan minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu - jatuh 1,7 juta barel, data mingguan pemerintah menunjukkan, dibandingkan ekspektasi untuk peningkatan 1,4 juta barel. Level SPR turun 3,6 juta barel menjadi sedikit lebih dari 405 juta, terendah sejak Mei 1984.
Baca juga: Harga minyak turun di tengah prospek pasokan AS yang lebih tinggi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022