Malang (ANTARA News) - Sedikitnya 130 (10 persen) dari 1.300 perusahaan berskala kecil menengah di Kota Malang, Jawa Timur terpaksa ditutup pemiliknya karena membengkaknya biaya operasi sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal Oktober 2005 lalu.
Menurut Kepala Disnaker Kota Malang Darussalam Subekti kepada ANTARA di Malang hari Senin, jumlah perusahaan yang terpaksa ditutup itu kemungkinan terus bertambah karena pendataan masih berlangsung.
"Jumlah itu bisa terus membengkak karena pendataan baru selesai akhir Mei mendatang dan hasil sementara ini sebanyak 130 perusahaan yang telah ditutup karena biaya operasional cukup tinggi dan perusahaan tidak mampu menghidupi usahanya termasuk untuk membayar gaji karyawan," katanya.
Dikatakannya, pendataan terhadap perusahaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui jumlah perusahaan yang masih eksis maupun yang telah menghentikan operasinya dan berapa jumlah tenaga kerja yang harus menganggur akibat penutupan itu.
Jumlah petugas dari Disnaker yang diturunkan untuk mendata perusahaan yang beroperasi di Kota Malang tersebut, katanya, lebih dari 21 orang yang akan bekerja selama kurun waktu tiga bulan mulai Maret hingga akhir Mei mendatang.
"Pendataan perusahaan ini sangat penting artinya, selain sebagai data bagi Disnaker juga untuk mengetahui jumlah perusahaan yang masih eksis (beroperasi) dan yang sudah tutup, karena kondisi ini berkaitan dengan tingkat penyerapan tenaga kerja di daerah ini," ujarnya.
Sementara itu sedikitnya 300 sampai 400 Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Kota Malang juga terancam gulung tikar, karena kekurangan modal kerja.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006