Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan angka kesembuhan bertambah 1.408 orang hingga Rabu, pukul 12.00 WIB.
Data Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Rabu menyebutkan, dengan penambahan angka kesembuhan itu maka total kesembuhan COVID-19 sejak Maret 2020 berjumlah 6.285.790 orang.
Satgas mencatat, penambahan angka kesembuhan COVID-19 terbanyak di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 537 orang, Jawa Timur 227 orang, Jawa Barat 162 orang, Banten 111 orang, Jawa Tengah 88 orang.
Sementara itu tercatat, penambahan kasus harian COVID-19 mencapai 2.390 orang. Provinsi yang menjadi penyumbang penambahan kasus terbanyak yakni DKI Jakarta 891 kasus, Jawa Barat 343 kasus, Jawa Timur 293 kasus, Banten 209 kasus, dan Jawa Tengah 168 kasus.
Adanya penambahan kasus harian itu maka total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 berjumlah 6.462.655 orang.
Sedangkan penambahan kasus meninggal tercatat sebanyak 16 orang, yakni di Provinsi Jawa Tengah enam orang, Jawa Timur tiga orang, DKI Jakarta dua orang,
Kemudian, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Aceh, Kepulauan Riau masing-masing satu orang.
Satgas COVID-19 juga mencatat, jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada hari ini sebanyak 18.504 kasus aktif, naik 966 orang dibandingkan hari sebelumnya (18/10).
Selain itu terdapat pula 4.436 orang yang masuk dalam kategori suspek.
Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada hari ini terhadap 68.453 spesimen dari 32.109 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
Tingkat positif atau positivity rate spesimen harian adalah 6,02 persen dan untuk tingkat positivity rate orang harian adalah 7,44 persen.
Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan dengan kasus COVID-19 mulai melandai dan terdapat potensi berakhirnya pandemi perlu didorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup sehat demi menghadapi ancaman penyakit lain yang dapat membahayakan kesehatan publik.
"Yang masih menjadi PR besar bagi pemerintah adalah meningkatkan literasi dengan komunikasi risiko bahwa literasi hidup sehat ini harus mulai kita galakkan," ujar epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky.
Dia mengingatkan bahwa tidak hanya COVID-19, masih terdapat ancaman terhadap kesehatan masyarakat yang semakin nyata dan berpotensi dapat terjadi dalam waktu yang tidak menentu.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022