New York City (ANTARA) - Media di Amerika Serikat pada pekan lalu melaporkan sebanyak 56 petugas polisi telah tewas akibat tembakan di sepanjang tahun ini, 14 persen lebih banyak dari angka tahun lalu pada kurun waktu yang sama dan sekitar 45 persen lebih cepat dibandingkan laju pada 2020.
"Negara tersebut akan menghadapi tahun paling mematikan sejak 67 petugas polisi tewas pada 2016," kata The Associated Press (AP), mengutip sejumlah organisasi yang melacak kekerasan terhadap polisi.
Bahkan pada saat semakin banyak polisi meninggalkan pekerjaan mereka dalam dua tahun terakhir, laporan itu menyebutkan, jumlah yang ditarget dan tewas kian meningkat.
Masih menurut laporan itu, meski angka kasus tersebut mencakup beberapa petugas yang tewas akibat tembakan yang tidak disengaja, jumlah penyergapan di mana polisi terluka atau tewas dalam serangan mendadak dengan peluang yang minim untuk membela diri telah melonjak sejak 2020 dan menyumbang hampir separuh dari jumlah petugas polisi yang tewas tahun ini.
"Maraknya penyergapan dan pembunuhan terhadap polisi terjadi di saat banyak departemen kepolisian di seluruh AS menghadapi kekurangan staf, dengan beberapa kekurangan ratusan petugas dan kesulitan mengisi lowongan," papar laporan tersebut.
Sementara itu, COVID-19 menjadi penyebab kematian terbesar petugas polisi dalam beberapa tahun terakhir, dengan 280 kematian pada 2020, 467 pada 2021, dan 64 di tahun ini, imbuh laporan tersebut mengutip Officer Down Memorial Page.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022