Penguatan sinergi diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga masa depan dunia melalui kualitas tenaga kerja yang produktif, inklusif....
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai perlu ada penguatan sinergi antara Labour 20 (L20) dan working group serta engagement group G20.
"Penguatan sinergi diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga masa depan dunia melalui kualitas tenaga kerja yang produktif, inklusif, dan tangguh, terutama pascapandemi," kata Airlangga saat bertemu dengan Forum L20, seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Bertempat di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/10), Airlangga menerima audiensi dari Chair L20 Elly Rosita Silaban yang menjelaskan perkembangan pembahasan L20 dalam upaya reformasi tata kelola global.
Baca juga: BRIN: Presidensi G20 momentum Indonesia berperan lebih aktif di riset
Ia mengapresiasi L20 atas dukungannya dalam menyukseskan Employment Working Group (EWG) dan penyusunan dokumen keluaran Labour and Employment Ministers Meeting. Forum EWG memiliki empat bahasan isu prioritas yang terkait L20, antara lain mengenai pekerja difabel, pelatihan vokasi inklusif berkelanjutan, kewirausahaan dan UMKM, serta perlindungan tenaga kerja.
Menko Airlangga juga mengapresiasi dukungan dan keterlibatan L20 dalam sejumlah pertemuan working group yang di antaranya yakni Trade, Investment, and Industry, Energy Transitions, Development, Tourism, Education, dan Agriculture.
Forum L20 yang merupakan engagement group dari serikat pekerja negara-negara G20 dan Global Union Federations ditujukan untuk mewakili kepentingan sektor tenaga kerja secara global. Dalam Presidensi G20 Indonesia, pertemuan L20 diselenggarakan oleh Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) serta didukung oleh International Trade Union Confederation (ITUC) dan Trade Union Advisory Committee (TUAC) to the OECD.
Baca juga: Dari Bali, dunia ketenagakerjaan diharapkan bangkit
Chair L20 Elly Rosita Silaban menyampaikan pertemuan dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi krisis ketidaksetaraan, perubahan iklim, pandemi COVID-19, dan masalah sektor kesehatan lainnya dalam kaitannya dengan perlindungan pasar tenaga kerja. Tercatat 60 persen dari pekerja global saat ini merupakan pekerja informal berpendapatan minimum dan belum mempunyai perlindungan sosial.
Rencana pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) L20 di Bali pada 13-14 November 2022 back-to-back dengan KTT G20. KTT L20 akan membahas finalisasi rekomendasi kebijakan dari tiga prioritas utama L20 yakni Climate-friendly Jobs and a Just Transition to a Zero-Carbon Economy, Decent Work and Universal Social Protection and a Global Fund to Support the Poorest Countries, serta Extending Employment Protection to Digital Platform Workers.
Menko Airlangga juga dijadwalkan untuk hadir dan menerima Komunike Labour20 Statement to the G20 Leaders’ Summit 2022: a New Social Contract for Recovery and Resilience pada penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) L20 pada 14 November 2022.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022