Istambul (ANTARA News) - Sebuah ledakan bom di jalan kaki-lima yang ramai di daerah pinggiran Istambul mencederai 31 orang, Minggu, kata polisi, dalam kekerasan terakhir yang melanda Turki dalam beberapa pekan ini.
Kepala kepolisian Istambul, Celalettin Cerrah, menyatakan, dua warga sipil berada dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit untuk menjalani pembedahan darurat.
Ia mengatakan kepada wartawan di lokasi kejadian bahwa dua polisi berpakaian sipil yang berpatroli di daerah itu juga cedera oleh pecahan kaca.
Belum ada pihak yang segera mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.
Istambul, sebuah tempat tujuan wisata populer, dilanda serangkaian pemboman dalam beberapa pekan terakhir ini di tengah kerusuhan jalanan terburuk dalam waktu lebih dari satu dekade di wilayah Turki tenggara yang berpenduduk mayoritas Kurdi yang menewaskan 16 orang.
Puluhan prajurit dan pemberontak Partai Buruh Kurdi (PKK) juga tewas dalam bentrokan-bentrokan terpisah.
Bom Minggu itu dipasang di sebuah tempat sampah di depan pertokoan, kafe dan kios di bagian teramai dari jalan kaki-lima itu, yang terletak di distrik Bakirkoy di sisi Eropa Istambul dan di dekat bandara.
Ledakan bom itu menghempaskan jendela-jendela pertokoan di jalan itu.
Jalan kaki-lima tersebut ditutup dan ahli-ahli forensik memeriksa kawasan tersebut.
Polisi melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan kerumunan warga yang marah yang semula berpendapat bahwa seseorang yang dibawa oleh polisi adalah pelaku pemboman tersebut. Polisi mengatakan bahwa yang bersangkutan seorang saksi.
Elang Pembebasan Kurdi (TAK), sebuah kelompok bayangan yang memiliki hubungan dengan PKK, mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom mematikan di Istambul. TAK, yang dibentuk oleh mantan gerilyawan PKK, telah memperingatkan mengenai serangan-serangan lebih lanjut.
Kelompok-kelompok militan, yang mencakup separatis Kurdi, muslim dan ultra-kiri, melancarkan serangan-serangan terhadap warga sipil, aparat keamanan dan militer di Turki di masa silam.
Keamanan ditingkatkan di Turki, yang berusaha memperoleh keanggotaan di Uni Eropa. Angkatan bersenjata juga menempatkan sejumlah besar pasukan di daerah dekat perbatasan dengan Irak menjelang ofensif musim semi yang diperkirakan dilancarkan terhadap pemberontak PKK, Reuters melaporkan.(*)