Tarakan (ANTARA) - Memasuki kawasan Kampung Enam. di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, terasa sekali suasana lingkungannya yang rindang, bersih dan masih asri. Banyak pepohonan di sekitar rumah-rumah warga. Di kelurahan ini terdapat kelompok swadaya masyarakat pengolah sampah menjadi komoditas yang bernilai ekonomis.

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ramah Lingkungan ini memiliki pusat kegiatan di sebuah bangunan kira - kira berukuran 7 X 12 meter. Pada bangunan tersebut terdapat sejumlah ruang. Ruang pertama, terdapat tumpukan botol air mineral dari berbagai ukuran yang sudah bersih dan tertata rapi.

Kemudian memasuki ruangan kedua, terlihat tumpukan kompos yang sudah dikemas dalam plastik ukuran tiga kilogram yang siap untuk dijual dengan harga Rp12.000 per kemasan. Selain itu, ada pula gundukan kompos beserta alat penggiling sampahnya.

Sedangkan di pojok lain ruangan kedua, ada mesin untuk membuat biodiesel dari minyak jelantah. Biasanya minyak jelantah sebanyak lima liter dari warga, oleh KSM Ramah Lingkungan ditukar dengan satu liter minyak goreng.

"Untuk sampah - sampah yang sudah kita kumpulkan dari rumah warga dan pasar - pasar, serta perkantoran yang bermitra, kita olah jadi kompos," kata Sekretaris KSM Ramah Lingkungan Nur Afiati di Tarakan, Sabtu (15/10). Nur Afiati aktif di kelompok ini sejak tahun 2008, kala KSM Ramah Lingkungan diketuai Sardji Sarwan.

Nur bersama empat orang rekannya memulai kegiatan membuat kompos organik. Kompos dibuat dengan campuran berbagai jenis sampah, di antaranya sampah organik, kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran burung walet serta kepala udang.

Memasuki tempat pengolahan sampah ini, tidak tercium aroma sampah. Selain itu, tempat pengolahannya juga cukup bersih karena tidak terlihat sampah yang berserakan, serta sirkulasi udara yang bagus di bangunan tersebut.

Mereka yang terlibat aktif tersebut disebutnya para revolusioner, karena berpartisipasi dalam mengatasi masalah sampah yang hasilnya berdampak besar untuk warga sekitar di Kampung Enam.

Para revolusioner KSM Ramah Lingkungan setiap minggu mengolah sampah organik. Bahan yang terkumpul digiling dan biasanya dapat menghasilkan 50 kilogram kompos siap dikemas serta dipasarkan ke seluruh wilayah Tarakan.

Dalam kemasan plastik tersebut bertuliskan PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan. Kelompok swadaya masyarakat ini mendapat pendampingan dari Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Perusahaan.

Kompos yang diproduksi dari KSM ini, menurut para pengguna, sangat bermanfaat karena membuat tanaman subur dan cepat tumbuh. Kompos itu biasa dimanfaatkan untuk memupuk tanaman cabai , tomat dan tanaman hias sehingga cepat tumbuh dan berbuah.

Produksi kompos belakangan semakin meningkat. PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan selain merupakan mitra untuk CSR, juga membeli pupuk yang diproduksi KSM untuk pemupukan tempat pembibitan di mitra CSR lain.


Mendapatkan sampah

Setiap hari anggota KSM Ramah Lingkungan, Kasturi , bertugas mengambil sampah dari rumah - rumah warga, pasar serta perumahan dan perkantoran milik Pertamina di Tarakan menggunakan motor bak sampah mulai pukul 07.00 WITA.

Kelurahan Kampung Enam yang sampahnya diambil dan dikelola oleh KSM Ramah Lingkungan ada 13 RT dari 1.300 rumah. Setiap bulan membayar iuran sebesar Rp15.000 per rumah.

Sampah kemudian diolah dan menghasilkan pupuk yang bernilai ekonomis, serta dapat dimanfaatkan warga. Anggota KSM Ramah Lingkungan ini mendapat bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Tarakan setiap bulan Rp1.000.000 per orang.

Selain itu, pengelola KSM Ramah Lingkungan tiap bulan juga mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil sampah. Sedangkan Kasturi mendapat tambahan uang transpor untuk biaya mengambil sampah menggunakan motor bak sampah.

KSM Ramah Lingkungan ini melakukan revolusi sampah dengan mengelola dan mengubah sampah menjadi pupuk organik yang memiliki nilai ekonomi, serta memiliki nilai sosial yang menguntungkan untuk warga sekitar. KSM Ramah Lingkungan merupakan revolusioner sampah yang merupakan kolaborasi dengan Pemkot Tarakan, Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field dan warga sekitar.

Mereka salah satu kelompok peduli lingkungan yang dibentuk dan dibina oleh Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field dalam rangka menyelesaikan masalah sampah di Tarakan.

Produk biodiesel KSM Ramah Lingkungan dari minyak jelantah, telah melalui pengujian dari Sucofindo dengan kandungan B10 dan B20, bersertifikat serta siap dipasarkan.

Sedangkan inovasi bioethanol diolah dari limbah rumput laut sebagai campuran biodiesel. Pengolahan biodiesel dan bioethanol yang diproduksi masih skala lingkungan dan dapat menggantikan solar sebagai bahan bakar.

Energi baru dan terbarukan hasil produksinya sudah pernah digunakan untuk bahan bakar genset di sekolah Tapal Batas di Pulau Sebatik, Nunukan, yang berbatasan dengan Malaysia serta bahan bakar mobil DLH Pemkot Tarakan.

KSM beri CSR

Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field mulai bermitra dengan KSM Ramah Lingkungan untuk TJSL perusahaan pada 2010 dengan melakukan pengembangan pengolahan sampah organik dan anorganik.

Untuk mengelola sampah, dibangun bank sampah atau depo sampah. Tujuannya, sebagai upaya memotivasi masyarakat untuk turut serta dalam program pengolahan sampah. Program pengolahan sampah telah memberikan manfaat positif kepada masyarakat yaitu dengan bertambahnya penghasilan rumah tangga melalui pengumpulan sampah dan penyerapan tenaga kerja baru.

"Tahap pertama kita melakukan pelatihan pada kader KSM Ramah Lingkungan belajar ke Jogja dan Jakarta mengajarkan kemampuan pelatihan pengolahan sampah, memilah sampah sampai bisa membuat pupuk organik," kata Community Development Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field, M Abrar Putra Siregar.

Pada 2011 melakukan kegiatan pengadaan barang untuk KSM Ramah Lingkungan seperti mesin pencacah, penggilingan dan pembuatan pelet. Selanjutnya, pada 2011 - 2012 KSM di Kampung Enam ini menjadi Program Kampung Iklim (Proklim).

Proklim adalah program dengan lingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Selain itu, memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.

Pelaksanaan Proklim mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim. KSM Ramah Lingkungan Kampung VI berhasil mewakili Provinsi Kalimantan Utara. Kondisi Kampung VI bersih, sanitasi airnya terjaga, hutannya masih bagus, dan masyarakatnya sudah bisa memilah sampah organik dan anorganik.

Jumlah sampah di Tarakan sekitar 400 ton per tahun. Sampah itu, berpotensi dibuang sembarangan. Namun, kini sampah tersebut diserap di depo sampah.

Sebelum sampah organik dan anorganik masuk ke bank sampah KSM Ramah Lingkungan, ada empat bank sampah yang difasilitasi diantaranya Sampah Hilang Uang Datang (Amplang Udang), Barang Bekas Naik Kelas (Brankas Nikel), Semut (Semangat Maju Terus) dan Energi Baru Terbarukan (Enbarter) terdiri dari biodiesel, bioetanol, biogas dan biomassa.

"Kita juga fasilitasi buku tabungan, kalau tiap hari Jumat atau Minggu, warga kumpul dilakukan penimbangan transaksi sampah organik dan anorganik," kata Abrar. Selain itu, pemberian cek kesehatan gratis, bukan hanya untuk KSM Ramah Lingkungan juga tapi masyarakat sekitar Kampung Enam. Petugas puskemas datang ke tengah masyarakat.

Pada tahun 2020, KSM Ramah Lingkungan tidak lagi menjadi mitra binaan Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field, karena dianggap sudah mandiri dari sisi ekonomi , pengelolaan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

KSM Ramah Lingkungan memiliki berbagai inovasi pembuatan pupuk, energi baru terbarukan dan bermitra dengan Pertamina menjadi pihak ketiga pengelolaan sampah organik dan anorganik . Sampah yang ada di kantor dan perumahan Pertamina diolah dan terekam datanya ada grafiknya, selanjutnya dipilah.

Selain bermitra dengan Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field dan DLH Pemkot Tarakan, KSM Ramah Lingkungan bermitra juga dengan Pegadaian. Sampah organik dan anorganik dari kantor Pegadaian dikonversi dengan emas untuk ditabung.

Kewirausahaan sosial

Komunikasi partisipatif yang dilakukan oleh PT. Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field telah memunculkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship) dengan mengumpulkan para pemangku kepentingan. Praktik kewirausahaan sosial yang dikombinasikan dengan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan serta melibatkan banyak pihak, berdimensi luas.

Program kemitraan yang diusung Pertamina maupun Pegadaian merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Program CSR yang dijalankan bersama KSM Ramah Lingkungan juga merupakan wujud dari penerapan komitmen Environment, Social, Governance (ESG) serta mendukung pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Pengamat ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bulungan Tarakan, Ana Sriekaningsih mengatakan CSR merupakan suatu konsep atau tindakan yang dilakukan di dunia usaha atau industri sebagai rasa tanggung jawab. Tanggung jawab itu akan ditujukan untuk sosial di lingkungan sekitar.

"Pertamina menggunakan kewirausahaan sosial sebagai kendaraan untuk menyalurkan tanggungjawabnya kepada masyarakat, saya rasa itu sangat baik dan tentunya juga dapat memajukan ekonomi masyarakat itu sendiri dan pemerintah," katanya.

Program KSM Ramah Lingkungan ini diharapkan akan tetap berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang dijalankan KSM ini tidak hanya inovatif dan edukatif, tapi juga telah memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Pengelolaan sampah yang produktif seperti ini layak untuk direplikasikan ke berbagai daerah.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022