kami khawatir TPA tidak sanggup menampungMedan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, menggelar pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga yang diharapkan mengurangi produksi sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Terjun.
"Pelatihan ini berlangsung dua hari, yakni 18 hingga 19 Oktober 2022," ucap Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, Syarifuddin Irsan Dongoran di Medan, Selasa.
Ia mengatakan dewasa ini produksi sampah, baik organik maupun anorganik di ibu kota Provinsi Sumatera Utara rata-rata mencapai 2.000 ton per hari.
Sampah itu seluruhnya dibuang ke TPA Terjun, sehingga apabila tidak ada penanganan serius dikhawatirkan TPA yang berada di Medan Marelan tidak mampu menampung sampah yang ada.
"Saat ini ada sekitar empat hektare lahan yang sedang kami perbaiki di TPA Terjun. Namun apabila produksi sampah dibiarkan seperti ini, kami khawatir TPA tidak sanggup menampung," jelasnya.
Baca juga: Pemkot Medan buka diri bagi pihak lain untuk tangani 2.000 ton sampah
Baca juga: Pemprov Sumut dan Jepang jajaki kerja sama pengolahan sampah
Pihaknya mengharapkan warga setempat dapat memanfaatkan sampah rumah tangga dapat di manfaatkan, sehingga memberikan nilai ekonomis dan mengurangi produksi sampah.
Diketahui, pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga ini diikuti sebanyak 120 orang peserta dari 21 kecamatan di Kota Medan menghadirkan pemateri penggiat lingkungan hidup.
"Kita berharap dengan pelatihan pengelolaan sampah ini para ibu-ibu dan bapak-bapak bisa memanfaatkan sampah untuk memberikan penghasilan tambahan," ungkap Syarifuddin.
Baca juga: USU didik 1.557 mahasiswanya jadi agen perubahan pengelolaan sampah
Pihaknya mengharapkan warga setempat dapat memanfaatkan sampah rumah tangga dapat di manfaatkan, sehingga memberikan nilai ekonomis dan mengurangi produksi sampah.
Diketahui, pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga ini diikuti sebanyak 120 orang peserta dari 21 kecamatan di Kota Medan menghadirkan pemateri penggiat lingkungan hidup.
"Kita berharap dengan pelatihan pengelolaan sampah ini para ibu-ibu dan bapak-bapak bisa memanfaatkan sampah untuk memberikan penghasilan tambahan," ungkap Syarifuddin.
Baca juga: USU didik 1.557 mahasiswanya jadi agen perubahan pengelolaan sampah
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022