Daerah tanah longsor dan banjir tersebut kebanyakan berlokasi di pegunungan, perbukitan, termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGH) dan aliran sungai.

Lebak (ANTARA) - Sebanyak 24 kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten masuk kategori daerah rawan bencana tanah longsor dan banjir, karena lokasinya terdapat pegunungan, perbukitan dan aliran sungai.

"Kita mewaspadai bencana tanah longsor dan banjir sehubungan tibanya cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Selasa.

Ke-24 kecamatan yang masuk daerah rawan tanah longsor dan banjir di Kabupaten Lebak berdasarkan pemetaan BPBD itu tersebar di Kecamatan Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cihara, Wanasalam, Gunungkencana, Malingping, Cigemblong Banjarsari, Cileles, Cikulur, Warunggunung, Maja, Kalanganyar, Lebakgedong, Bojongmanik, Sobang, Rangkasbitung, Muncang, Cipanas, Cimarga, Leuwidamar dan Curugbitung.

Daerah tanah longsor dan banjir tersebut kebanyakan berlokasi di pegunungan, perbukitan, termasuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGH) dan aliran sungai.

Pemetaan daerah rawan tanah longsor dan banjir guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material cukup besar.

Karena itu, BPBD Lebak mengeluarkan peringatan kewaspadaan bencana alam sehubungan beberapa pekan terakhir curah hujan lebat disertai angin kencang dan petir.

Dengan pemetaan itu, kata dia, BPBD Lebak bisa melakukan upaya penyelamatan dengan mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan menyebar petugas kebencanaan dan relawan serta penyampaian peringatan dini.

Bahkan bencana longsor dan banjir pada Minggu (9/10) di lima kecamatan mengakibatkan 655 rumah terendam dan 14 rumah rusak berat, sedang dan ringan juga enam jembatan rusak berat serta 25 hektare sawah terancam gagal panen.

Beruntung, bencana alam itu tidak menimbulkan korban jiwa.

"Kami minta warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan waspada menghadapi cuaca buruk berdasarkan BMKG hingga awal 2023," katanya menjelaskan.

Ia menyebutkan, warga yang tinggal di daerah rawan bencana alam itu jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga dan mereka setiap tahun dipastikan mengalami bencana longsor dan banjir.

Saat ini, curah hujan cenderung meningkat di wilayah Kabupaten Lebak dan berpeluang menimbulkan bencana alam.

"Kami telah berkoordinasi dengan instansi lain juga mempersiapkan para relawan untuk siapsiaga dan waspada menghadapi bencana guna mengurangi risiko kebencanaan," katanya.
Baca juga: Banjir dan tanah longsor menyebabkan 124 rumah rusak di Lebak
Baca juga: Pemkab Lebak tetapkan status tanggap darurat bencana banjir
Baca juga: Banjir menyebabkan 510 rumah tergenang di Lebak

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022