Mu’ti berharap Muktamar juga bersih dari intrik. Pasalnya, di era media sosial seperti sekarang, produksi berita palsu, kecurigaan, dan fitnah begitu mudah terjadi untuk menyerang seseorang demi kepentingan segelintir pihak.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti ingin penyelenggaraan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berlangsung pada 18-20 November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah, menjadi muktamar yang "bersih".
"Muktamar yang bersih. Pertama bersih lingkungan. Jangan sampailah Muktamar Muhammadiyah ini kemudian meninggalkan sampah, apalagi sampah yang berbahaya," ujar Mu'ti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Kedua, Mu'ti berharap muktamar ini bersih dari politik uang (money politic). Menurutnya, politik uang sudah seperti adagium pada pemilihan-pemilihan level tertentu, orang berebut untuk bisa memimpin dengan berbagai macam cara.
Namun bagi Muhammadiyah, muktamar harus dirayakan dengan gembira, pemilihan dilakukan secara suka cita.
"Di pemilihan-pemilihan level tertentu ada ungkapan maju tak gentar membela yang bayar, nah Muhammadiyah tidak boleh begitu. Kita jadikan muktamar ini muktamar yang bersih dari money politic," ujar Mu’ti.
Ketiga, Mu’ti berharap Muktamar ini juga bersih dari intrik. Pasalnya, di era media sosial seperti sekarang, produksi berita palsu, kecurigaan, dan fitnah begitu mudah terjadi untuk menyerang seseorang demi kepentingan segelintir pihak.
"Kalau sekarang itu orang gibahnya lewat WA. Bayangkan jika satu orang WA-nya punya 10 grup, 1 grup isinya 250 orang, itu menebar kebohongan ke 2.500 orang. Itu dosanya murakab. Oleh karena itu maka kita jadikan muktamar ini muktamar yang bersih dari intrik," katanya.
Terakhir, mengingat suasana perhelatan Pemilu yang sudah terasa tajam kendati masih jauh, Mu’ti berharap warga Muhammadiyah tidak bersikap gampang bingung, gampang kagum, dan gampang kecewa. Warga Muhammadiyah, kata dia, harus cerdas dan mengutamakan tabayun.
"Ciri dari orang cerdas itu tidak gumunan, tidak gampang bingung. Baca kembali fikih informasi yang diterbitkan PP Muhammadiyah yang sayangnya oleh sebagian warga Muhammadiyah ini malah tidak dibaca. Nah inilah yang saya kira penting kita bangun soliditas organisasi," kata Mu'ti.
Baca juga: Ustaz Adi Hidayat harap Muktamar Muhammadiyah berkontribusi bagi NKRI
Baca juga: Muhammadiyah undang Presiden Jokowi buka Muktamar ke-48
Baca juga: Tiga juta penggembira diperkirakan hadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022