N`Djamena (ANTARA News) - Chad akan menghentikan produksi minyak dari 18 April kecuali perusahaan itu dapat bantuan dana yang distop oleh British Bank sebab perselisihan antara N`Djamena dengan Bank Dunia, kata Menteri Hak Azasi Abderamane Djasnabaille Jumat. "Keputusan itu telah disetujui oleh kabinet minggu pagi.Kami akan menghentikan produksi pada tengah hari Selasa tanggal 18 April jika kami tidak dapat memperoleh kembali uang Bank Dunia yang telah distop di rekening Citibank di London," katanya kepada AFP seraya menambahkan negaranya sangat memerlukan uang tersebut untuk menyelesaikan masalah sosial. "Kami mempunyai masalah dalam pembayaran gaji dan pensiun, rumah sakit dan obat-obatan ... Saya telah mengunjungi rumah sakit di N`Djamena kemarin...rumah sakit itu tidak layak untuk orang di negara tersebut yang tidur di lantai," sambungnya. Akan tetapi dia mengatakan bahwa perusahaan minyak Chad mengkhawatirkan bentrokan antara militer dengan pemberontak Kamis, ketika pemberontak menyerang ibukota N`Djamena. "Ini tidak ada hubungan dengan situasi militer. Masalah ini adalah masalah lama," katanya. Pada 12 Januari Bank Dunia memerintahkan pembekuan rekening perusahaan minyak Chad di Citibank London, tempat Chad menyimpan jutaan dolar dari pendapatan minyak. Langkah ini datang seminggu setelah Bank menangguhkan paket bantuan pinjaman dan hibah senilai 124 juta dolar AS sebagai hukuman pemerintah yang mencoba menghapus ketentuan jaminan pendapatan minyak yang disalurkan untuk masyarakat miskin di negara tersebut. Parlemen Chad, yang didominasi pendukung Presiden Idriss Deby telah menghapus ketentuan penyaluran pendapatan minyak untuk kesejahteraan masyarakat miskin, mengurangi sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan dan pembangunan pedesaan. Langkah pemerintah itu dilakukan sejak pemerintah mengalami kekurangan keuangan untuk membayar gaji pegawai pemerintah. Akan tetapi partai oposisi membantah bahwa pemerintah melakukan rencana itu untuk menggunakan dana tersebut bagi peningkatan militer dan untuk mempersiapkan pemilihan presiden 3 Mei mendatang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006