Jakarta (ANTARA) - Tren digital di industri makanan dan minuman terjadi pada saat pandemi melanda di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin berkembangnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang banyak memanfaatkan digital untuk menjajakan jualan mereka.

Pandemi virus corona memang banyak mengubah kebiasaan konsumen Indonesia untuk beralih ke ranah digital, mulai dari hal memesan keperluan sehari-hari, maupun membeli makanan atau bahkan sekadar membeli minuman kesukaan mereka.

Salah satu penyedia jasa antar makanan secara daring mencatat bahwa sebanyak 83 persen UMKM selama masa pandemi sudah beranjak dari ranah konvensional ke digital untuk menjajakan usaha mereka.

Hal itu ditangkap oleh penyedia jasa antar makanan dengan menghadirkan Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) yang menjadi wadah bagi para pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Group Head of Merchant Marketing Gojek dan GoTo Financial Bayu Ramadhan mengatakan bahwa setelah go digital, pelaku UMKM kuliner perlu meningkatkan kapabilitas, khususnya dalam memperluas pasar di ranah digital.

"Untuk terus tumbuh, selain dukungan dari sisi inovasi teknologi, mereka pun membutuhkan wadah komunitas yang memberikan akses ke edukasi dan pendampingan rutin. Tidak hanya itu, mereka pun membutuhkan kesempatan berjejaring agar dapat saling belajar dari sesama pengusaha kuliner," ungkap Bayu Ramadhan di Jakarta, Senin (17/10).

Tercatat hingga kini, GoFood telah memiliki lebih dari 1,4 juta mitra usaha dan 99 persen dari itu semua adalah pelaku UMKM kuliner. Dengan hadirnya KOMPAG, pihaknya berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM kuliner dari segala tingkatan bisnis untuk naik kelas hingga mampu terus bersaing di tengah ketatnya persaingan.

Terbentuk dari tiga tahun yang lalu, KOMPAG berhasil merangkul sekitar 25 ribu anggota. KOMPAG terus berkembang dari tahun ke tahun hingga kini beranggotakan lebih dari 180 ribu UMKM kuliner dari 75 kota di Indonesia.

Sebagai langkah awal, KOMPAG memanfaatkan channel digital melalui Facebook, Whatsapp, dan Telegram. KOMPAG menjadi wadah para pelaku UMKM kuliner untuk saling berbagi dan menambah ilmu, berkolaborasi serta berjejaring secara inklusif.

"Selanjutnya kami akan melakukan ekspansi ke kota-kota lain yang juga yang memiliki catatan baik yang sudah kita survey sebelumnya agar mereka bisa mendapatkan kesempatan yang sama dengan yang sudah ada di kota-kota sebelumnya," kata dia.

Pada tahun 2023, pihaknya juga memiliki berbagai target untuk bisa memakmurkan pelaku UMKM di Indonesia. Target awal pada tahun depan pihaknya akan memperkuat mentorship dan juga perkembangan skala bisnis mitra UMKM di 75 kota melalui edukasi dan pelatihan secara daring maupun luring.

Selanjutnya, pihaknya juga akan melakukan ekspansi KOMPAG ke kota-kota baru untuk membantu mitra UMKM kuliner agar saling terhubung.

“Terbukti para mitra UMKM GoFood merasakan berbagai manfaat positif dari rangkaian edukasi dan pelatihan ekosistem Gojek. Mulai dari penerapan di keseharian usahanya hingga mampu meningkatkan kepercayaan diri dalam mengembangkan bisnis," kata dia.

Hal inilah yang memotivasi GoFood untuk terus berinovasi dan memperkuat wadah komunitas serta edukasi KOMPAG bagi mitra UMKM kuliner.


Manfaat positif

Salah satu member dari komunitas KOMPAG yang berdomisili di Depok, Jawa Barat, Lathiful Amri, pemilik dari Pancong Ruang Rasa, mengaku dirinya mendapat banyak manfaat ketika bergabung dengan KOMPAG bagi usaha yang dijalankannya.

"Ketika kita bertemu dengan banyak orang dan dengan background yang serupa, yaitu penjual makanan, di situlah kita akan mendapatkan informasi yang kita butuhkan. Misal, kita mencari sumber penjual telur yang murah, dan juga kualitas bagus. Kita akan temukan beragam informasi tersebut, sehingga kita mudah untuk mendapatkan sumber yang kita inginkan," katanya.

Tidak hanya mendapatkan informasi tentang kebutuhan untuk dapur pancongnya, kualitas membina usaha juga didapatkan ketika adanya mentoring-mentoring yang diberikan oleh pihak GoFood.

"Rangkaian edukasi dan pelatihan rutin di KOMPAG membantu saya menemukan solusi tepat dalam mengoptimalkan performa bisnis secara online di tengah kondisi yang tak menentu," jelas dia.

Petinggi dari GoTo berfoto bersama dengan pelaku UMKM usai jumpa wartawan di Jakarta, Senin (17/10/2022). (ANTARA/Chairul Rohman)

Dia juga mengatakan bahwa dengan beralih ke ranah digital sangat membantu penjualannya. Awalnya ketika masih menjalani bisnis secara konvensional, Amri masih mengandalkan pembeli yang hanya melintas di depan kedainya.


Ketika dirinya sudah melakukan perubahan ke ranah digital, Pancong jualannya akan tersebar luas dan tidak hanya mengandalkan konsumen yang sebatas melintas.

"Manfaatnya kami beralih ke ranah digital itu, jangkauan pelanggan jadi lebih luas. Jadi, tidak lagi mengandalkan konsumen yang melintas saja, orang-orang sekitar yang malas gerak, warga-warga kompleks yang tadinya tidak bisa dijangkau dengan digital jadi lebih bisa dijangkau untuk membeli dagangan kita," jelas dia.

Tidak heran jika omset penjualannya dari tahun ke tahun semakin bertumbuh. Dia mengatakan bahwa penjualan setiap tahunnya selalu bertambah dari 20 hingga 40 persen berkat pemanfaatan digital.

Tidak hanya itu, pria yang masih berusia 30 tahun ini juga sudah memiliki berbagai cabang di wilayah Depok, Jawa Barat, dan juga didapuk sebagai ketua kelompok dari KOMPAG basis Depok.

"Sebelum kenal dengan GoFood, kami hanya bisa menjual paling banyak itu 50 porsi pancong. Namun ketika sudah masuk ke ranah tersebut (GoFood), jualan menjadi 100-200 porsi seharinya. Jika diakumulasikan di berbagai gerai kami, bisa mencapai 1.000 sampai 1.200 porsi dalam sehari," tegas dia.

Amri adalah Ketua KOMPAG untuk wilayah regional Depok. Dirinya juga sudah berhasil menyabet penghargaan ketua KOMPAG terbaik selama dua tahun berturut-turut pada 2021 dan 2022.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022