Kerja keras ini baru salah satu transformasi industrialisasi Perhutani dari era kayu menjadi non-kayu

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengungkapkan Pembangunan Pabrik Derivatif Gondokrukem Terpentin di Pemalang yang dilaksanakan PT Rekayasa Industri (Rekind) akan dimonitor secara khusus oleh Perhutani.

"Perhutani telah meminta langsung kepada PT Rekind untuk mengerjakan proyek ini tepat waktu. Mengingat kontraktor ini tidak hanya mengerjakan proyek Perhutani tetapi juga proyek-proyek lainnya," katanya.

Bambang mengungkapkan pemantauan ketat dilakukan karena ini merupakan proyek strategis yang akan berdampak pada banyak orang dan juga menggunakan dana perbankan.

"Sehingga Perhutani harus bekerja ekstra keras untuk mewujudkan berdirinya pabrik kemudian mengoperasionalkannya tepat waktu," ujar Bambang.

Sebelumnya pada Senin (25/6) Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan bersama Dirut Perhutani Bambang Sukmananto secara simbolis menancapkan tiang pancang pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan pabrik Derivatif Gondorukem Terpentin di Kampung Bojongbata, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.

Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin terbesar di Asia Tenggara ini nilai investasinya sebesar Rp198,8 miliar.

Investasi ini diperkirakan akan menghasilkan nilai tambah sampai dengan empat kali lipat, dengan harga produk antara USD 2.000 sampai dengan USD 4.000 dan bahkan mencapai USD 13.000 per ton.

Luas bangunan pabrik direncanakan 2,5 Ha, dibangun diatas lahan 6,3 Ha. Menurut rencana bangunan pabrik akan selesai dalam waktu 540 hari atau lebih kurang delapan belas bulan terhitung sejak diterbitkan surat perintah kerja.

PT Rekayasa Industri sebagai pemenang tender adalah kontraktor utama pembangunan sedangkan pengawasanan konstruksi oleh PT Indah Karya.

"Kerja keras ini baru salah satu transformasi industrialisasi Perhutani dari era kayu menjadi non-kayu. Termasuk pula kebutuhan tenaga kerja dibidang teknik kimia akan segera disiapkan dalam waktu dekat," demikian Bambang.
(R022)

Pewarta: Desy Saputra
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012