"Kita mau tahu anak itu kemampuannya sejauh apa," kata Pelaksana Pendidikan Dasar dan Pendidikan Khusus Layanan Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Barat II, Meidinta Rindatani di Jakarta Barat, Senin.
Harapannya, kata dia, supaya pembelajaran di sekolah bisa sesuai dengan usia mental anak tersebut dengan rekomendasi dari psikologi.
Tahun ini, tercatat ada 75 siswa dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diikutsertakan dalam asesmen dan tes psikologi tersebut.
Mereka mengikuti dua tahapan proses asesmen. Dalam tahap pertama, mereka menjalankan rangkaian tes oleh psikolog secara langsung.
"Proses tesnya itu secara langsung dan memakan waktu hampir satu setengah jam," kata dia.
Baca juga: PMI Jakbar siapkan seragam sekolah baru untuk siswa korban banjir
Baca juga: Jakarta Barat terima dua siswa disabilitas setiap kelas sekolah negeri
Setelah proses asesmen pertama, hasil tes tersebut akan diserahkan kepada setiap guru dan orang tua murid.
Hasil tes itulah yang akan menjadi acuan para guru dan orang tua dalam mendidik siswa di rumah maupun di sekolah.
Nantinya, pada bulan ini para siswa itu mengikuti proses asesmen kedua untuk mengetahui perkembangan psikologi para siswa tersebut.
Dengan asesmen dan tes psikologi itu, dia berharap para guru dan orang tua murid dapat memberikan metode pengajaran yang tepat sehingga pembelajaran bisa berjalan maksimal.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022