Jadi, potensi produksi beras nasional sepanjang tiga bulan ke depan pada Oktober-Desember 2022 diperkirakan sebesar 5,90 juta ton, meningkat 0,78 juta ton atau 15,12 persen dibandingkan 2021 yang angkanya 5,13 juta ton.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi nasional mencapai 32,07 juta ton pada 2022, meningkat 0,72 ton atau 2,29 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.
"Jadi, potensi produksi beras nasional sepanjang tiga bulan ke depan pada Oktober-Desember 2022 diperkirakan sebesar 5,90 juta ton, meningkat 0,78 juta ton atau 15,12 persen dibandingkan 2021 yang angkanya 5,13 juta ton," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto di Jakarta, Senin.
Jika dilihat produksi beras per pulau, kontribusi terbesar ada di Pulau Jawa, yakni sebesar 56,12 persen atau 18 juta ton, di mana 31,07 persen produksi berada di Jawa Timur.
Baca juga: BPS: Luas panen padi nasional meningkat 0,19 juta hektare pada 2022
Kontribusi produksi beras kedua yakni Pulau Sumatera sebesar 20,41 persen atau sebesar 6,55 juta ton, dengan provinsi dengan produksi terbesar yaitu Sumatera Selatan yang berkontribusi 24,20 persen.
Selanjutnya yakni Sulawesi yang berkontribusi 13,39 persen untuk memproduksi beras 4,30 juta ton. Daerah penghasil beras terbesar yakni Sulawesi Selatan.
Kontribusi selanjutnya yakni sebesar 5,22 persen dari Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai 1,67 juta ton dengan daerah produsen beras terbesar yaitu Nusa Tenggara Barat.
Terakhir yakni Kalimantan yang berkontribusi 4,26 persen dengan produksi beras 1,37 juta ton serta Maluku dan Papua sebesar 0,59 persen yang memproduksi 0,19 juta ton.
Baca juga: BPS: Program pendampingan petani tingkatkan produksi padi nasional
Setianto menyampaikan, data produktivitas diperoleh dari survei ubinan sepanjang tahun. Produksi padi kemudian dikonversi menjadi beras, dengan mengonversi gabah ke beras.
"Perhitungan produksi beras ini sudah mengeluarkan gabah dan beras yang tercecer, serta gabah dan beras yang digunakan untuk komoditas nonpangan atau untuk pakan, bibit, dan bahan baku industri nonpangan," ujar Setianto.
Dengan demikian, produksi beras yang dirilis adalah produksi beras untuk pangan masyarakat.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022