Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta kepada warga untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di wilayah Nusa Tenggara Barat dalam sepekan ke depan.
"BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan Intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 17- 21 Oktober 2022 di wilayah
Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima, dan Dompu," kata Kepala BMKG Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, Cucu Kusmayancu dalam keterangan tertulisnya di Praya, Senin.
Ia mengatakan, hasil Analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya Siklon Tropis SONCA di sekitar Laut China Selatan sebelah timur Vietnam, tepatnya di sekitar 14.2 derajat LU 111.4 derajat BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 35 knots (64 km/h) dan tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 998 mb.
Siklon Tropis SONCA ini bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan 6 knots (10 km/h) memasuki daratan Vietnam.
Baca juga: BMKG sebut NTB memasuki musim hujan pertengahan Oktober
Baca juga: BMKG: Waspadai hujan lebat dan petir di wilayah NTB
Keberadaan sistem TC SONCA ini membentuk pola belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.
"Untuk wilayah NTB menunjukkan adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas serta aktifnya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuator, sehingga dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah NTB dalam beberapa hari ke depan," katanya.
BMKG juga memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini diindikasikan terdapat signifikansi dinamika atmosfer, sehingga dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya berharap kepada masyarakat melakukan persiapan dengan memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Selain itu, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
"Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," katanya.
Baca juga: BMKG: Suhu di Gunung Rinjani NTB mencapai 19-22 derajat Celcius
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di wilayah NTB
Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022