Jakarta (ANTARA) - Analis PT Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana mengatakan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dapat mempertimbangkan untuk membuka saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) usai proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) berakhir damai, menjadi angin segar bagi investor saham tersebut.

Terlebih Mahkamah Agung (MA) pun telah menolak permohonan kasasi yang diajukan Bank DKI terhadap putusan PKPU WSBP.

"Tentu saja hal ini menjadi katalis positif bagi para investor saham WSBP," ujar Raditya di Jakarta, Minggu.

Per 20 September status PKPU WSBP dinyatakan inkracht pasca MA memutuskan untuk menolak kasasi yang diajukan oleh Bank DKI. Di sisi lain, lanjutnya, kinerja WSBP yang sudah membaik pada semester I 2022 akan berdampak kepada kinerja saham perusahaan pelat merah itu ke depannya.

"Hal tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan saham WSBP. Per kuartal II 2022 WSBP sudah berhasil mencatatkan net income kembali setelah tiga kuartal sebelumnya selalu mencatatkan net loss," kata Raditya.

Sebelumnya Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menyatakan pihaknya akan segera membuka suspensi saham WSBP menyusul telah selesainya proses perdamaian PKPU, yang diperkuat juga dengan putusan MA menolak permohonan kasasi dari Bank DKI.

Baca juga: Raih dukungan kreditur, WSBP siap lanjutkan pembangun infrastruktur

"Saat ini, WSBP telah mendapatkan persetujuan Perjanjian Perdamaian (Homologasi) PKPU yang dilakukan dalam rangka restrukturisasi pemenuhan kewajiban kepada seluruh krediturnya," ujar Nyoman.

Untuk tahap selanjutnya, kata dia, bursa dapat mempertimbangkan pembukaan suspensi atas seluruh efek WSBP dengan mengacu pada beberapa hal. Pertama, perjanjian perdamaian telah berkekuatan hukum tetap. Kedua, seluruh kewajiban penyebab suspensi efek telah terpenuhi. Ketiga, telah selesainya restrukturisasi Efek Bersifat Utang atau Sukuk (EBUS) yang tercatat di bursa, dan terakhir, perseroan melaksanakan public expose insidental.

Hingga semester I 2022 pendapatan usaha Waskita Beton tumbuh menjadi Rp744 miliar atau tumbuh hingga 81 persen (yoy) dari yang sebelumnya Rp411 miliar pada Juni 2021.

Pendapatan WSBP selama semester I 2022 ditopang oleh tiga segmen bisnis utama perusahaan, yakni beton precast, readymix, dan jasa konstruksi (instalasi precast). WSBP membukukan pendapatan terbesar dari segmen jasa konstruksi yang meningkat 352 persen atau Rp261 miliar dibandingkan semester I 2021.

Sedangkan dari segmen beton precast tumbuh sebesar 49,3 persen (yoy) atau Rp320 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan segmen readymix naik 17,5 persen (yoy) atau menyumbang pendapatan sebesar Rp161 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Baca juga: Waskita Beton raih kontrak baru Rp1,15 triliun per 30 September

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022