Indonesia memiliki banyak varietas anggrek asli yang menjadi sumber genetik yang tidak dimiliki negara lain
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Para peneliti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Agrotechnopark Orchid Nursery Universitas Jember (Unej) Jawa Timur mengembangkan teknologi budi daya anggrek.
"Setelah mengembangkan teknologi kultur in vitro pada tanaman anggrek, kami sedang mengembangkan teknologi Temporary Immersion Liquid Culture System (TILCS) untuk memperpendek waktu budi daya anggrek," kata peneliti anggrek Unej Parawita Dewanti dalam siaran pers yang diterima di Jember, Sabtu.
Dengan teknologi TILCS yang menggunakan kultur cair, lanjut dia, pertumbuhan anggrek lebih cepat empat bulan dibandingkan dengan cara yang biasa dilakukan.
Aklitimasi anggrek juga lebih cepat mengingat anggrek muda bisa menjalani proses aklitimasi pada usia 6-8 bulan, sedangkan dengan cara biasa baru bisa aklitimasi pada usia 10-12 bulan.
"Kami juga mengembangkan dan memproduksi penyimpanan benih sintetik anggrek," ucap Parawinta yang juga akademisi Fakultas Pertanian Unej itu.
Ia menjelaskan tentang caranya yakni benih buatan yang embrionya berasal dari kultur jaringan kemudian dienkapsulasi dengan alginat yang diperkaya dengan nutrisi dan hormon sehingga bentuknya seperti benih.
"Penyimpanan benih sintetik anggrek selain aman juga praktis," tuturnya.
Baca juga: BRIN lakukan konservasi plasma nutfah anggrek Coelogyne spp
Para peneliti anggrek di UPT Agrotechnopark telah mengembangkan dua varietas anggrek baru yang dinamakan Dendobrium Unej-1 dan Dendobrium Unej-2 pada tahun 2019.
Dengan dukungan penuh UPT Agrotechnopark Unej, lanjut dia, Agrotechnopark Orchid Nursery terus melaksanakan juga hilirisasi produk hasil penelitian di antaranya dengan desiminasi hasil penelitian kepada mahasiswa, baik internal maupun eksternal Unej, serta masyarakat luas.
"Bentuknya dalam komersialisasi anggrek hasil silangan lokal, integrasi dalam kegiatan pembelajaran, maupun pelatihan kepada khalayak umum," katanya.
Baca juga: Mendes PDTT: Budidaya anggrek di desa dukung capaian SDGs Desa
Ketua UPT Agrotechnopark Unej Usmadi mengatakan anggrek berpotensi menjadi bisnis yang menjanjikan mengingat harganya relatif stabil dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya.
"Perawatannya pun mudah mengingat anggrek cocok di iklim tropis Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan anggrek juga memiliki kekhasan pada warna bunga, bentuk, dan bunga yang tahan lama.
"Dan jangan lupa, Indonesia memiliki banyak varietas anggrek asli yang menjadi sumber genetik yang tidak dimiliki negara lain. Anggrek asli Indonesia itu berpotensi diekspor ke luar negeri," ujarnya.
Baca juga: Banjarmasin gelar festival anggrek seribu sungai
Baca juga: Gubernur Jatim incar peluang ekspor anggrek
Baca juga: Peringati 205 tahun Kebun Raya Bogor resmikan wahana Griya Anggrek
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022