Jakarta (ANTARA) - "BRI Life-kan Indonesia” menjadi tema HUT BRI Life yang ke-35, merupakan bentuk komitmen BRI Life untuk meningkatkan pemahaman dan penetrasi asuransi, dalam mendorong ketersediaan akses dan layanan asuransi yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.


Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila menjelaskan, di tengah-tengah kondisi pasar asuransi jiwa yang terkontraksi, BRILife dapat terus tumbuh di segala aspek keuangan. Dari sisi Pendapatan Premi Baru Ekuivalen yang Disetahunkan (APE), BRILife dapat tumbuh 42% yoy, dari sisi Pendapatan Premi Bruto (GWP) dapat tumbuh lebih dari 40% yoy.


“Pertumbuhan ini ditopang oleh ketersediaan pasar yang sangat luas di induk usaha di Bank BRI dan juga Target Operating Model yang disesuaikan dengan perkembangan usaha dengan didukung oleh expertise di bidang Asuransi Jiwa dan IT dari FWD,” ungkap Iwan.


BRI Life terus mengembangkan Target Operating Model untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada di pasar.


BRILife terus melakukan standarisasi di bidang pemasaran – tenaga pemasar, tools yang digunakan, dan proses pemasaran – untuk memastikan premi yang dihasilkan merupakan premi berkualitas, yang akan memampukan BRILife untuk dapat memenuhi kewajiban kepada Pemegang Polis pada saat jatuh tempo. Di sisi Operasional, BRI Life terus mendorong efisiensi layanan Pemegang Polis sehingga bisa memberikan layanan yang cepat dan akurat dengan memanfaatkan teknologi Digital.


BRILife juga terus mendorong penetrasi di segmen retail dan mikro di Bank BRI untuk dapat mendorong inklusi keuangan yang lebih dalam guna mencapai aspirasi mem-BRILIFE-kan Indonesia.


Saat ini BRILife terus melakukan penetrasi melalui produk asuransi mikro, di segmen Retail dengan produk PIJAR dan di sekmen mikro dengan produk AMKKM.


Dengan dukungan teknologi digital baik dari sisi pemasaran dan layanan pemegang polis, saat ini BRI Life dapat memberikan perlindungan kepada sekitar 1,5 juta pemegang polis per bulan.


“Dengan dukungan yang sangat besar dari induk kami di Bank BRI, dan dengan dukungan expertise di bidang teknologi dan asuransi jiwa dari FWD, kami yakin dapat terus tumbuh untuk mem-BRILIFE-kan Indonesia, guna memberi nilai tambah bagi tercapainya visi induk usaha kami di BRI, untuk menjadi the most valuable banking group in SEA dan menjadi champion dalam financial inclusion, serta untuk berkontribusi bagi pencapaian visi FWD dalam changing the way people feel about insurance,” tutup Iwan.


Penetrasi Pasar


Dalam pemaparannya Direktur Pemasaran BRI Life Sutadi menyampaikan, BRILife terus mendorong penetrasi di semua segmen di Bank BRI. Sampai dengan akhir September 2022 Pendapatan Premi Baru Ekuivalen yan Disetahunkan (APE) mencapai Rp 2,45 triliun, bertumbuh 42 % yoy.


BRILife juga terus memdorong penetrasi produk asuransi mikro pada segmen retail dan mikro, dengan mengusung produk asuransi mikro PIJAR untuk segmen retail dan AMKKM untuk segmen mikro. Penetrasi kedua produk ini secara signifikan membantu pencapaian APE BRILife, di mana dalam 3 bulan terakhir asuransi PIJAR membukukan APE sebesar Rp 273 Miliar, dan AMKKM dalam 9 bulan sampai dengan akhir September 2022 membukukan APE sebesar Rp. 609 Miliar.


Sutadi mengatakan, “Saat ini BRI Life sedang mengembangkan pemasaran produk asuransi jiwa melalui BRImo, yang merupakan super apps yang dikembangkan oleh Bank BRI. Proses ini masih dalam tahap awal untuk mendapatkan alur kerja yang memenuhi harapan nasabah BRImo.”


Selain itu, BRI Life juga terus mengembangkan pemasaran melalui Agen BRILink dengan menggunakan media EDC Android sebagai tools pemasaran. EDC Android ini merupakan pengembangan yang luar biasa dari tools yang digunakan sebelumnya yaitu mesin EDC yang secara fisik digunakan oleh Agen BRILink, saat ini jumlahnya mencapai sekitar 580 ribu agen.


“Dengan semua inisiatif yang ada, dan pangsa pasar yang sangat luas di induk kami di BRI, kami yakin dapat terus bertumbuh ke depan,” tegas Sutadi.


Pertumbuhan Premi, Hasil Investasi dan Total Asset


Terkait Pendapatan Premi Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming mengatakan, “Total GWP (Premi bruto) tumbuh lebih dari 40%, dibanding periode yang sama tahun 2021 menjadi Rp 6,9 triliun di tahun 2022.”


Adapun sampai dengan akhir September 2022, hasil investasi mencapai Rp 638.2 milyar, bertumbuh 22% dibandingkan tahun lalu.


“Pertumbuhan ini ditopang oleh portofolio UL yang memberikan hasil investasi atas dana Pemegang Polis sebesar Rp 190.3 milyar, sementara hasil investasi untuk portofolio non-UL mengalami kontraksi karena sebagian besar kami investasikan pada SUN (60%), Pasar Uang (19%), dan Obligasi Korporasi yang masuk dalam investment grade (18%), sesuai dengan karakteristik kewajiban yang ada,” jelas Lim.


Sementara itu, berdasarkan annual premium equivalent (APE), menempatkan BRILife sebagai Perusahaan asuransi jiwa terbesar ke-2 dengan market share APE sebesar 6.6%.


“Selanjutnya Total Asset BRI Life sampai September 2022, mencapai Rp 21.0 triliun, meningkat lebih dari 20% yoy. Posisi kesehatan keuangan juga sangat baik dengan RBC berada pada tingkat 505%, jauh di atas persyaratan minimum yang ditetapkan oleh OJK," tutup Lim.


Klaim Manfaat dan Teknologi Digital


Direktur Operasional BRI Life Yossie William Iroth menuturkan, “Kami terus mendorong proses yang baik dan konsisten, dengan memanfaatkan teknologi digital, untuk dapat melayani nasabah kami dengan cepat dan akurat.”


Dia menambahkan, “Sampai dengan akhir September 2022, BRI Life melayani sekitar 23.4 juta pemegang polis, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, bertumbuh lebih dari 50%.”


Selanjutnya, untuk pembayaran klaim sampai dengan akhir September 2022, BRI Life telah membayar sebesar Rp 3.6 triliun, terkontraksi 11% yoy, utamanya disebabkan karena penurunan klaim yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19.


“Kami terus mendorong efektivitas dan efisiensi pelayanan pelanggan dengan memanfaatkan teknologi digital dan terus meningkatkan kapabilitas infrastruktur IT dan security,” tegas Yossi.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022