Tabanan (ANTARA) - Program Studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan (MKH) Politeknik Pariwisata Bali berkolaborasi dengan masyarakat Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, melakukan pendampingan dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan Jatiluwih Cultural Week (JCW) 2022.

Ketua pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari Prodi MKH Poltekpar Bali Luh Putu Citrawati, SE, MSi di Tabanan, Sabtu, mengatakan pelaksanaan kegiatan di Desa Jatiluwih sebelum pandemi COVID-19 mampu memberikan daya tarik bagi pengunjung.

"Namun, setelah pandemi COVID-19, pelaksanaan kegiatan tahunan Jatiluwih Festival tertunda selama tiga tahun akibat aturan pemerintah pusat dan daerah yang melarang aktivitas masyarakat yang melibatkan keramaian," ujarnya.

Festival Jatiluwih sendiri telah berlangsung sejak tahun 2016 dan sukses menjadi "landmark" acara tahunan yang berlangsung di tengah hamparan terasering hijau di Jatiluwih yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.


Baca juga: Wakil Mentan AS akui takjub lihat pertanian tradisional di Jatiluwih

Baca juga: Indonesia ajak delegasi AMM lihat pertanian berkelanjutan di Jatiluwih

"Nantinya, peran masyarakat dalam event tersebut akan berkolaborasi dengan mahasiswa Politeknik Pariwisata Bali Prodi MKH semester tujuh guna mempraktikkan langsung pelatihan yang sebelumnya telah diberikan kepada masyarakat," ujarnya.

Program Studi MKH sebagai program studi yang bergerak di bidang kegiatan sebelumnya telah melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat Desa Jatiluwih sebanyak empat kali yang erat kaitannya dalam pelatihan pelaksanaan kegiatan/agenda daerah untuk masyarakat lokal.

Meskipun bukan kali pertama dalam melaksanakan kegiatan menurut Citrawati, masyarakat Jatiluwih tetap diberikan pendampingan secara berkesinambungan oleh dosen program studi MKH.

Pendampingan dilaksanakan secara bergantian dan beberapa hari dimulai dari 10 Oktober 2022 hingga puncak acara Jatiluwih Cultural Week 2022 pada 15 Oktober.

"Pada kegiatan pendampingan,fokus materi yang disampaikan adalah mengenai event production, design dan layout kemudian sponsorship, marketing serta publikasi dan dokumentasi dalam kegiatan ," ucap Citrawati.

Pelaksanaan pendampingan disambut antusias oleh masyarakat Desa Jatiluwih yang menjadi panitia pelaksana kegiatan karena ini merupakan kali pertama diadakannya lagi kegiatan pasca-pandemi.

Manajer operasional Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa mengatakan dalam event JCW dengan tema "The Rise of The World Heritage" ini nantinya akan banyak kegiatan yang dapat dinikmati pengunjung.

Diantaranya penampilan sejumlah artis Bali, pameran UMKM oleh masyarakat lokal dan pameran seni. Tidak hanya itu, terdapat kegiatan "cross country running" bagi penggemar olah raga lari dengan trek persawahan Jatiluwih yang sejuk dan asri.

Ketua Program Studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan, Drs I Ketut Arjaya Dipl TM, MM. berharap dengan JCW 2022 ini dapat menjadi semangat baru bagi masyarakat Desa Jatiluwih dalam mempromosikan DTW Jatiluwih

"Diantaranya melalui kegiatan dan festival kreatif yang berdaya guna dan meningkatkan nilai dari UMKM masyarakat setempat," katanya.

Selain itu, penerapan atau pengaplikasian ilmu dari pelatihan dan pendampingan yang telah sebelumnya diberikan kepada masyarakat oleh Program Studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan (MKH) Politeknik Pariwisata Bali.

Baca juga: Tabanan siapkan tiga objek wisata untuk kunjungan wisman pada Juli

Baca juga: Mentan: Perkuat pertanian dengan pelestarian adat budaya

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022