Washington (ANTARA News) - AS telah membekukan dana yang diduga pemimpin Jemaah Islamiyah Abu Bakar Ba'asyir dan tiga anggota lain jaringan yang diperkirakan punya hubungan dengan al Qaida itu, kata Departemen Keuangan AS, Kamis.
Departemen itu, yang bertindak berdasar perintah presiden, membekukan secara resmi aset empat orang Indonesia dan melarang rakyat Amerika melakukan transaksi dengan mereka.
Satu pernyataan departemen keuangan mengatakan pemerintah juga akan bergabung dengan negara lainnya, termasuk Australia, dalam mengusahakan agar nama orang-orang itu ditambahkan dalam daftar teroris PBB yang berkaitan dengan al Qaida, pemimpin al Qaida Osama bin Laden dan Taliban.
Jemaah Islamiyah, yang diduga sebuah kelompok garis keras yang bermarkas di Indonesia yang dianggap sebagai tangan al Qaida di Asia Tenggara, dipersalahkan karena serangkaian pemboman di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan di Bali 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang.
"Anggota JI dilatih, didanai dan diatur oleh al Qaida untuk mengejar agenda teroris sependirian (dengan jaringan itu)," kata Pat O`Brien, pembantu menteri untuk urusan kejahatan keuangan dan pendanaan teroris, dalam satu pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Perintah itu akan membekukan rekening bank atau aset milik keempat orang itu di AS. Depkeu itu tidak memberikan riancian tentang dana yang dipegang orang-orang tersebut.
Deplu AS menandai Jemaah Islamiyah sebagai organisasi teroris asing setelah pemboman Bali.
Ba'asyir, 67, seorang ulama Islam yang dihukum 30 bulan penjara karena yang diduga perannya sebagai pemimpin spiritual Jemaah Islamiyah, akan dibebaskan dari penjara Juni.
Juga disebut dalam tindakan Depkeu itu:
- Gun Gun Rusman Gunawan, 28, adik laki-laki bekas kepala operasi jaringan itu yang dipenjarakan, Hambali, dan pendiri sebuah kelompok Jemaah Islamiyah di Pakistan.
- Taufik Rifki, 31, yang diduga bekas pejabat keuangan jaringan itu di Filipina, tempat ia sekarang ditahan.
- Abdullah Anshori, yang memimpin bagian Jemaah Islamiyah yang dikenal sebagai Mantiq II. Pernyataan depkeu AS itu melukiskan Anshori sebagai satu dari pemimpin paling senior Jemaah Islamiyah yang masih bebas berkeliaran. (*)
Copyright © ANTARA 2006