Amman (ANTARA News) - Seorang tahanan tewas dan beberapa orang lain cedera di sebuah penjara Yordania di sebelah utara Amman, Kamis, ketika sejumlah muslim garis keras yang ditahan bentrok dengan polisi, kata seorang jurubicara pemerintah."Beberapa aparat keamanan dan tahanan cedera... luka-luka mereka ringan hingga sedang. Dan seorang tahanan tewas ketika sedang dibawa ke rumah sakit," katanya kepada wartawan.Ia mengidentifikasi korban yang tewas itu sebagai Khaled al-Bishtawi.Satu sumber keamanan mengatakan, tahanan-tahanan itu menyandera dua polisi selama bentrokan yang meletus di penjara Qafqata ketika polisi berusaha memasuki sel-sel untuk memeriksa tahanan-tahanan yang ditempatkan di ruangan tersendiri. Jurubicara pemerintah itu mengatakan, kerusuhan tersebut telah diatasi, namun ia tidak memberikan penjelasan terinci lebih lanjut. Seorang muslim garis keras yang ditahan mengatakan kepada televisi satelit Al-Jazeera, pasukan keamanan yang berkekuatan 1.000 orang memasuki penjara itu dalam upaya "menculik dua tahanan" dan mereka melepaskan tembakan gas airmata ketika beberapa tahanan melakukan perlawanan. Ia menambahkan, seorang tahanan cedera oleh tembakan peluru amunisi. Jurubicara pemerintah itu mengatakan, kekerasan terjadi ketika sejumlah tahanan berusaha menghentikan pasukan keamanan yang memeriksa sel-sel mereka untuk mencari obat bius dan senjata tajam. Ia tidak menyebutkan masalah sandera. "Keadaan di penjara Qafqafa terkendali sepenuhnya setelah sejumlah tahanan berusaha memulai kerusuhan pagi ini," katanya kepada Kantor Berita Petra. Beberapa saksi mata mengatakan, mereka melihat sejumlah ambulan melaju di jalan raya utama di dekat penjara itu, yang terletak di sebuah bukit sekitar 60 kilometer sebelah utara Amman. Penjara itu dijaga oleh 100 polisi dan daerah itu ditutup, kata mereka. Bentrokan Kamis itu merupakan yang kedua antara tahanan dan polisi dalam waktu enam pekan. Pada awal Maret, tahanan-tahanan yang setia pada Al-Qaeda menyandera seorang kepala penjara dan enam polisi selama kerusuhan di tiga penjara untuk menentang pemindahan dua tahanan yang dituduh membunuh seorang diplomat AS. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006