Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengemukakan, pemerintah akan segera memperbaharui sejumlah peralatan dan senjata Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD guna memantapkan peran dan fungsinya sebagai bagian dari unit pertahanan negara. "Rata-rata kesiapan dari peralatan dan senjata yang ada, kini hanya 60 hingga 65 persen," katanya, di sela-sela kunjungan kerjanya ke Markas Komando (Mako) Kopassus di Cijantung, Jakarta, Kamis. Juwono mengatakan, secara umum kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dalam kondisi yang memprihatinkan, termasuk yang dimiliki oleh Kopassus. Untuk itu, pihaknya akan menghitung kembali alokasi anggaran yang disediakan negara agar terjadi keseimbangan antara kesiapan operasional, profesionalisme dan kesejahteraan prajurit. "Tiga hal itu harus dapat berjalan seiring, karena itu dalam waktu singkat mungkin tiga atau empat bulan kedepan, hitungan dan kajian terhadap akokasi anggaran dapat selesai untuk dibagi ke pos-pos yang memerlukan penambahan," ujar Juwono. Sementara itu, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Syaiful Rizal, mengemukakan bahwa saat ini yang menjadi prioritas untuk mendukung operasional pasukan baret merah itu adalah alat komunikasi, alat deteksi malam, Night Vision Goggle (NVG), dan sejumlah senjata untuk pasukan raiders komando (parako), serta satuan anti-teror. Ia mencontohkan, saat ini pihaknya menggunakan MP-5 senjata buatan Jerman. "Meski efektif di ruangan, tetapi tidak efektif jika dipakai dalam pertempuran di kota, apalagi hutan," tuturnya. Selain persenjataan buatan Jerman, Kopassus kini juga dilengkapi persenjataan dari Belgia (Minimi), Inggris (SPRB AWB Supressed), Israel (ARB Galil), dan Korea Selatan. "Kita tidak tergantung pada satu negara untuk melengkapi persenjataan," tegasnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006