Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Tiza Mafira mengatakan skenario guna ulang plastik dapat menjadi solusi mengurangi plastik sekali pakai dari produk sehari-hari yang masih menjadi masalah utama pencemaran lingkungan di Jakarta.
"Jakarta sangat cocok menerapkan konsep guna ulang karena masyarakatnya beragam dan di sini ada banyak industri yang menghasilkan produk dengan plastik. Kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan menyadarkan kita semua untuk mulai berubah dan mengurangi konsumsi plastik sekali pakai," ujarnya dalam sebuah diskusi yang digelar di Work Coffee Jakarta, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat.
Sejak 2020 lalu, Pemerintah DKI Jakarta telah memiliki peraturan pelarangan penggunaan kantong plastik melalui Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang kewajiban penggunaan kantong belanja ramah lingkungan.
Setelah dua tahun regulasi itu diterapkan, kata Tiza, kesadaran masyarakat untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai semakin meningkat.
Baca juga: Dampak gerakan Bijak Berplastik terhadap pengelolaan sampah
Baca juga: Kemenparekraf - Smeshub kerja sama kelola sampah limbah plastik UMKM
Menurutnya, Jakarta perlu memaksimalkan upaya pengurangan plastik sekali pakai sebesar 30 persen pada tahun 2025 melalui skenario guna ulang tersebut.
"Kelak lingkungan yang kita tempati ini harus bisa kita wariskan kepada anak cucu kita, Karena itu, gerakan ini menjadi penting untuk kesadaran kita semua, kesadaran seluruh warga Jakarta," ucapnya.
Gerakan guna ulang plastik merupakan inisiatif yang digagas oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Enviu untuk mewujudkan ekosistem yang dapat mendukung gaya hidup guna ulang di Jakarta.
Kedua organisasi nirlaba dengan basis kepentingan sipil dan lingkungan itu terus melakukan pendekatan advokasi, kerja sama dan edukasi untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang digunakan oleh masyarakat dalam jumlah tinggi dan sulit untuk dikelola.
Kami tidak hanya berdiskusi dengan pemerintah DKI Jakarta, tapi juga KLHK dan BPOM. Saat kami menyampaikan (gerakan) ini semua mendukung sebagai upaya mengurangi sampah plastik," kata Tiza.
Indonesia Program Lead Zero Waste Living Lab by Enviu Darina Maulana menuturkan kemasan makanan, kemasan produk rumah tangga atau peralatan makanan sekali pakai masih mencemari perairan Jakarta.
Meski terlihat ekonomis, namun sampah kemasan sekali pakai sulit untuk didaur ulang yang bisa meningkatkan biaya pengelolaan sampah lokal dan menurunkan kualitas lingkungan.
Gerakan guna ulang plastik memberikan kemudahan untuk dapat berkolaborasi dengan lebih banyak pihak untuk mengadopsi gaya hidup tersebut.
"Kami ingin membangun sistem guna ulang yang komprehensif. Kami optimis ini bisa meluas ke seluruh Indonesia," ujarnya.*
Baca juga: Kawasan Geopark Merangin bersih dari sampah plastik
Baca juga: Pemkot Banjarmasin sosialisasi bahaya mikroplastik
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022