Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua I Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Rudiyanto menyebut dana kelolaan reksa dana berisi indeks saham yang telah menerapkan prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG) tumbuh tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2019 terdapat 10 reksa dana berisi indeks saham ESG dengan dana kelolaan sekitar Rp1 triliun. Sementara di September 2022 ada sekitar 20 reksa dana dengan dana kelolaan Rp2,6 triliun.
“Jadi kurang dari tiga tahun naiknya 3 kali lipat dari sisi dana kelolaan, dan dari sisi produk naik 100 persen,” katanya dalam sesi talkshow Capital Market Summit & Expo 2022 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Adapun sejauh ini Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memiliki empat indeks saham yang dinilai telah menerapkan prinsip ESG, yakni IDX ESG Leader, Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI, ESG Quality 45 IDX KEHATI, serta SRI-KEHATI.
Baca juga: Makin populer, kalangan muda dominasi 80 persen investasi reksa dana
Permintaan terbesar terhadap reksa dana dengan indeks saham ESG datang dari korporasi, seperti perusahaan asuransi, yayasan, dan pengelola dana pensiun yang memiliki kebijakan untuk berinvestasi di produk-produk reksa dana berkelanjutan.
Sementara itu, investor per orangan di Indonesia masih apatis dan cenderung memilih berinvestasi di reksa dana yang menguntungkan, hanya sekitar 10 persen yang memilih berinvestasi pada reksa dana ESG.
“Mau ESG, syariah, konvensional, yang penting untung. Kalau performancenya bagus, mereka tidak melihat label,” katanya.
Ia mengatakan BEI perlu memiliki sistem untuk memastikan saham yang tergabung dalam indeks saham ESG juga akan memberi keuntungan bagi para investor sehingga mereka tertarik menanamkan uangnya di sana.
“Kalau dua hal tersebut bisa digunakan (berkelanjutan dan menguntungkan) suatu indeks layak diterbitkan oleh Manager Investasi, termasuk jika suatu saat ada indeks saham syariah berbasis ESG,” imbuhnya.
Baca juga: Industri reksa dana diyakini tetap tumbuh positif pada 2021
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022