Jakarta (ANTARA) - Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Roy Himawan mengatakan Kemenkes mencanangkan transformasi sistem kesehatan melalui enam pilar, untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif dan berkeadilan.
"Menteri Kesehatan mencanangkan transformasi sistem kesehatan untuk menciptakan sistem kesehatan yang lebih resilian dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, juga berkeadilan," ucapnya dalam seminar pembukaan program Higher Height--Training of Trainers dengan tema “Mendorong Kemajuan Pendidikan Bioteknologi Kesehatan di Indonesia" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Enam pilar transformasi kesehatan tersebut adalah Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Baca juga: Menkes: Indonesia terus lakukan reformasi sistem kesehatan
Transformasi sistem kesehatan ini memfokuskan pada dua sektor, yakni meningkatkan ketahanan di sektor farmasi kesehatan dan pengembangan bioteknologi.
Roy menjelaskan di bidang farmasi, untuk vaksin ditargetkan selama empat tahun ke depan dapat menguasai teknologi produksi sekaligus menciptakan produk lokal untuk program 14 vaksinasi anak.
"Kemudian, pada vaksin juga dicanangkan untuk dapat menguasai teknologi produksi vaksin pada platform terbaru, yaitu viral-vector dan nucleic acid based. Seperti yang diresmikan Presiden Joko Widodo proses produksi vaksin platform mRNA yang akan mendorong ketahanan kita dalam menciptakan produk biologi terbaru," ucap Roy.
Untuk sektor biologi, teknologinya secara khusus ditujukan untuk dapat memproduksi produk-produk biologi dengan bahan lokal yang menjadi dominasi penggunaan masyarakat utamanya kesehatan. Produk tersebut berupa insulin, molekul antibodi, dan produk-produk plasma.
"Ini menjadi salah satu target kita selama empat tahun ke depan untuk dapat kita ciptakan produksi lokalnya di Indonesia,"
Menurut Roy, Indonesia menjadi negara yang potensial untuk mencapai perkembangan kesehatan yang maksimal didukung dengan tren belanja kesehatan yang semakin meningkat.
Baca juga: Kemenkes instruksikan dinas segera terapkan transformasi kesehatan
Baca juga: Kemenkes: Transformasi kesehatan cegah keparahan jantung koroner
Namun, tren belanja kesehatan ini digunakan untuk produk-produk kesehatan berupa obat dan alat kesehatan yang sebagian besar masih impor.
"Untuk obat kita kondisinya 90 persen bahan baku masih impor dan transaksi alat kesehatan selama dua tahun 88 persennya merupakan produk impor," ucap Roy.
Maka dari itu, perlu kolaborasi bersama pemerintah, swasta maupun akademisi untuk membangun aspek terpenting dari bioteknologi, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) untuk meningkatkan resiliensi kesehatan secara nasional melalui peningkatan riset.
"Dapat disimpulkan bahwa kita perlu meningkatkan kapasitas riset kita, termasuk riset di bidang bioteknologi," ujarnya.
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022