Jakarta (ANTARA) - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membeberkan bahwa jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan mencapai 19,9 persen pada tahun 2045.
“Jumlah lansia usia 60 tahun ke atas di Indonesia sebesar 10,8 persen atau sekitar 29,3 juta orang menurut BPS 2021. Angka tersebut diperkirakan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Pernyataan ini sekaligus meralat berita ANTARA pada Kamis (13/10) yang menyebut jika jumlah lansia di Indonesia diperkirakan oleh Badan Kesehatan Nasional (WHO) mencapai 1,5 miliar jiwa di tahun 2050.
Baca juga: Ingin bahagia di hari tua? Olahraga rutin kuncinya
Dalam data BPS tahun 2021, Hasto menyebutkan bahwa proporsi penduduk umur 60 tahun ke atas diproyeksikan meningkat, dari 9,0 persen atau 23 juta penduduk pada tahun 2015, menjadi 19,9 persen atau setara dengan 63,3 juta penduduk pada tahun 2045.
Hanya saja, lanjutnya, Indonesia dihadapkan dengan tantangan berupa kondisi lansia yang memiliki keadaan berpendidikan rendah, mengalami kemiskinan dan banyak diantaranya adalah orang tua tunggal yang menjadi kepala keluarga.
Sedangkan bila melihat laju pertumbuhan lansia secara global, data dari UN tahun 2022 menyebutkan sudah ada 727 juta orang yang berusia 65 tahun atau lebih pada tahun 2020. Jumlah tersebut diproyeksikan akan berlipat ganda menjadi 1,5 miliar jiwa lansia pada 2050 di seluruh dunia.
Berdasarkan data The United Nations Population Fund (UNFPA) tahun 2012, diprediksi ada 33 negara yang jumlah lansianya mencapai lebih dari 10 juta jiwa di tahun 2050, dimana 22 negara diantaranya merupakan negara berkembang.
Artinya, satu dari enam orang di dunia akan berusia 65 tahun atau lebih, karena secara global proporsi penduduk berusia 65 tahun atau lebih yang berjumlah enam persen tahun 1990, menjadi 9,3 persen pada tahun 2020 dan akan terus meningkat menjadi 16 persen pada tahun 2050.
Menurut Hasto, dalam mempersiapkan dan meningkatkan kualitas hidup lansia dalam menghadapi penuaan penduduk, pemerintah tak bisa hanya memanfaatkan penggunaan Program Bina Keluarga Lansia saja.
Berbagai program kelanjutusiaan yang lebih diperkuat oleh pemerintah, yakni pemberian pelatihan pengasahan bakat pada lansia atau mendirikan sekolah lansia seperti yang dicetuskan oleh Yayasan Indonesia Ramah Lansia (IRL) supaya pengetahuan dan pengalaman lansia bertambah.
Baca juga: Kalsel dan Jepang jejaki kerjasama untuk perawatan lansia
Baca juga: Daftar olahraga yang cocok untuk lansia
Cara tersebut, merupakan bukti konkret dari penerapan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan untuk mewujudkan lansia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat.
Hasto menekankan diperlukan integrasi dan keterpaduan lintas sektor, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra kerja, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguruan tinggi, sektor swasta, serta partisipasi aktif masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas hidup lansia Indonesia.
“Fenomena penuaan penduduk ini bisa dimanfaatkan sebagai bonus demografi kedua bagi dunia. Sehingga, pemerintah harus membuat terobosan baru di bidang penanganan kelanjutusiaan guna mempersiapkan lansia di Indonesia menjadi lansia yang tangguh,” katanya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022