Washington (ANTARA) - Puluhan pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar tempat pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington D.C. pada Kamis (13/10) dan menuntut tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim.

Para demonstran itu menyatakan penentangan terhadap pendanaan bahan bakar fosil.

Beberapa aktivis itu berkumpul dengan sepeda dan menyerukan dukungan bagi negara-negara yang terkena dampak perubahan iklim.

Mereka membawa poster-poster yang bertuliskan "Bank Dunia kekacauan iklim", "hentikan pendanaan bahan bakar fosil", "Manusia di atas keuntungan", dan "tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata."

Seorang mahasiswa dan aktivis Ulric Erickson yang berada di antara puluhan pengunjuk rasa itu mengatakan, "Lembaga-lembaga ini tidak bertindak seperti yang mereka klaim."

"Ini (iklim) adalah masalah mendesak dan lembaga-lembaga ini tidak boleh mendanai industri bahan bakar fosil dan proyek-proyek yang merugikan dunia," kata Erickson kepada Reuters.

Di luar pintu masuk tempat pertemuan IMF dan Bank Dunia itu, sekelompok pengunjuk rasa membawa spanduk yang bertuliskan "Batalkan utang untuk manusia dan planet".

Beberapa pengunjuk rasa menggunakan pengeras suara dan klakson angin. Namun, aksi protes itu tidak menyebabkan gangguan besar terhadap pertemuan kedua lembaga itu.

Kelompok aktivis Code Pink mengatakan jalan menuju kedaulatan ekonomi untuk negara-negara Selatan bukanlah melalui pinjaman predator yang ditawarkan oleh IMF atau Bank Dunia.

"Melainkan melalui reparasi semua kekayaan dan sumber daya yang telah dicuri dari negara-negara itu melalui penjajahan, invasi ilegal, pendudukan, dan ekstraksi sumber daya minyak, gas dan batu bara," kata Code Pink.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pada Kamis (13/10) menekankan bahwa Bank Dunia --yang presidennya, David Malpass, bersikap defensif tentang pandangannya mengenai perubahan iklim-- harus memainkan peran kepemimpinan dalam transisi global menuju energi bersih.

Pada September, pemerintah AS mengecam komentar Malpass setelah dia menolak untuk mengatakan dia mendukung konsensus ilmiah tentang perubahan iklim.

Namun, presiden Bank Dunia itu kemudian meminta maaf dan menegaskan kembali pandangannya bahwa aktivitas manusia berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Sumber: Reuters

Baca juga: IMF setujui fasilitas baru buat anggota atasi perubahan iklim, pandemi

Baca juga: Bank Dunia dorong swasta investasi untuk perubahan iklim

Menkeu ungkapkan pembahasan di Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022