Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
"Kita sangat perlu ada data lokal, data nasional kita sendiri untuk menentukan langkah antisipasi," kata dia dalam webinar "Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Reproduksi" di Jakarta, Kamis.
Perlunya penelitian lebih lanjut tersebut, ujar dia, karena data-data dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak hanya berasal dari luar negeri.
"Jangankan antarnegara, antarprovinsi pun berbeda (bencana, red.), ada daerah yang lebih rawan gempa, ada yang lebih rawan banjir. Ini akan membuat sikap kita juga berbeda," kata dia.
Baca juga: IDAI ingatkan waspadai gejala gangguan ginjal akut misterius pada anak
Menurut dia, hasil penelitian tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan ibu dan anak di Indonesia nantinya dapat menjadi dasar langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.
Terkait isu dampak perubahan iklim ini, pihaknya meminta para orang tua agar menyiapkan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
Contohnya, ujar dia, dengan pemberian imunisasi sesuai jadwal, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan makanan bergizi.
"Upaya-upaya promotif, preventif di bidang kesehatan ini bisa kita lakukan di samping upaya-upaya mitigasi terhadap perubahan iklim," kata Piprim Basarah Yanuarso.
Sebelumnya, Intergovernment Panel on Climate Change (IPCC) dalam laporannya menyampaikan bahwa perubahan iklim berdampak negatif pada kehamilan dan bayi dalam kandungan.
IPCC juga menyebut perubahan iklim dan dampaknya sampai saat ini terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan dan lebih buruk dari yang diperhitungkan.
Baca juga: Dokter: Pemahaman pemberian MPASI yang benar jadi kunci cegah stunting
Baca juga: IDAI imbau orang tua pastikan kecukupan protein hewani pada anak
Baca juga: IDAI ajak orang tua lindungi anak dari penyakit dengan imunisasi
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022