"Tokoh demokrasi yang sangat mencintai Indonesia. Selama hidupnya, telah banyak gagasan dan pemikiran yang disumbangkan bagi bangsa dan negaranya, terutama yang terkait dengan nasionalisme, kebinnekaan, dan keutuhan NKRI," kata Sidarto dalam acara diskusi mengenang satu tahun wafatnya Sabam Sirait di Gedung Joang '45, Jakarta, Kamis.
Sebagai sosok yang berdedikasi, katanya, Sabam tetap aktif sebagai anggota DPD RI hingga akhir masa hidupjnya. Sidarto juga mengenang pernah bekerja bersama Sabam selama duduk di Komisi I DPR RI, Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), dan berbagai panitia khusus rancangan undang-undang (Pansus RUU).
"Saya mengenal beliau sejak lama, namun interaksi kami semakin intens ketika saya masuk menjadi kader PDI Perjuangan pada tahun 1998. Beliau adalah salah satu tokoh fusi (pendiri) partai pada 10 Januari 1973 dan menjadi Sekjen PDI selama tiga periode," jelasnya.
Baca juga: Ketua DPD RI: Sabam Sirait literatur demokrasi HAM kebinekaan
Sabam juga tergabung dalam Kaukus Dukung Palestina dan mengusulkan pemberian nama Palestina untuk salah satu jalan di Jakarta.
"Bentuk dukungannya ditunjukkan dengan berbagai cara, di antaranya hadir di Monas pada tanggal 10 Juni 2007 dalam aksi Save Our Palestine," kata Sidarto.
Dalam diskusi "Mempertahankan Demokrasi Pancasila di NKRI" yang digelar Pena 98 itu, hadir pula sejumlah tokoh antara lain Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu, aktivis Bursah Zarnubi, Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI (PMKRI) Tri Natalia Utara, dan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Abdullah Syukri.
Sabam Sirait ikut terlibat dalam deklarasi PDI tahun 1973 dan ikut mendirikan PDI Perjuangan tahun 1998. Sabam meninggal dunia pada Rabu 29 September 2021 karena sakit.
Peraih Bintang Mahaputra Utama itu semasa hidupnya pernah menjabat sebagai anggota DPR Gotong Royong (1967-1973), anggota Dewan Pertimbangan Agung (1983-1992), anggota DPR RI (periode 1973-1982), anggota MPR RI (periode 1992-2009 dan 2019-2021), serta anggota DPD RI (2018-2019).
Baca juga: Pena 98 gelar diskusi kenang satu tahun wafatnya Sabam Sirait
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022