Upaya ini dimaksudkan untuk memperluas akses pasar dan menghapus hambatan perdagangan dengan negara lain melalui kemudahan yang disepakati oleh para pihak dalam perjanjian tersebut

Padang (ANTARA) - Kementerian Perdagangan terus mencari peluang dan strategi kerja sama perdagangan internasional dengan bermitra dengan negara-negara strategis.

"Upaya ini dimaksudkan untuk memperluas akses pasar dan menghapus hambatan perdagangan dengan negara lain melalui kemudahan yang disepakati oleh para pihak dalam perjanjian tersebut," kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono di Padang, Kamis pada rapat koordinasi Surat Keterangan Asal (SKA) ekspor dengan 97 instansi penerbit SKA.

Menurut dia, saat ini terdapat 16 perjanjian perdagangan yang telah terimplementasi penuh.

Selain itu, terdapat beberapa perjanjian perdagangan yang masih dalam proses ratifikasi yaitu Ind-UAE CEPA dan perjanjian perdagangan yang akan diimplementasikan pada 2023 yaitu Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yaitu Indonesia dengan 9 negara ASEAN bersama dengan 5 negara mitra Australia, RRT, Korea Selatan, Jepang dan Selandia Baru, juga kerja sama bilateral Indonesia-Korea CEPA, yang diupayakan untuk dapat diimplementasikan secara penuh.

Kementerian Perdagangan juga terus berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian perundingan dengan negara-negara potensial yang merupakan agenda prioritas guna mendapatkan dan memperluas pasar ekspor yang baru.

Ia menyampaikan seiring dengan perjanjian perdagangan Indonesia dengan mitra dagang yang semakin bertambah dan berkembang secara dinamis dan adanya perubahan upgrading pada sistem e-SKA perlu diikuti dengan peningkatan pemahaman dan kapabilitas sumber daya manusia yaitu pejabat Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal.

Pada sisi lain ia menyampaikan sejak dua tahun pandemi melanda dunia tidak terkecuali Indonesia situasi perekonomian dunia penuh dengan ketidakpastian.

"Namun, kita patut bersyukur kinerja perdagangan ekspor cukup baik," kata dia.

Ia menyebutkan neraca perdagangan 2021 mengalami surplus 35,3 miliar dolar AS. Namun, akibat pandemi kinerja perekonomian berada dalam situasi yang tidak mudah dan tidak gampang.

"Karena itu kerja keras yang didukung dengan kebijakan perdagangan yang tepat diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap agenda strategis pemulihan perekonomian nasional," katanya.

Baca juga: Peneliti: Kebijakan perdagangan terbuka bisa jadi kunci pemulihan

Baca juga: Anggota DPR minta perjanjian ekonomi internasional perluas ekspor UMKM

Baca juga: Kemlu: Perdagangan internasional kunci pemulihan ekonomi Indonesia

Baca juga: Kemenkeu keluarkan 5 aturan perdagangan internasional RI-negara mitra

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022