"Subsidi pupuk harus diperbanyak. Ini (adalah hal) yang harus dilakukan," kata Muhaimin sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, ia menyampaikan bahwa DPR RI akan berusaha memperbanyak anggaran untuk pupuk.
Hal tersebut dia sampaikan saat menghadiri kegiatan "Rembuk Petani Karet dan Cabai" di Desa Margo Kencono, Tulang Bawang Barat, Lampung, Kamis.
Di samping memperbanyak subsidi pupuk, Muhaimin meminta pemerintah melakukan revolusi pupuk untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk bersubsidi ini.
Baca juga: Muhaimin: Ekonomi bisa berjalan baik jika pers-bangsa jaga persatuan
Baca juga: Wakil Ketua DPR sebut tiga kunci wujudkan Indonesia maju
"Pemerintah harus memperhatikan pupuk. Revolusi pupuk harus segera dilaksanakan karena pupuk menjadi beban para petani kita," kata dia.
Muhaimin mengaku prihatin melihat penderitaan petani saat ini. Menurut dia, di satu sisi para petani dituntut untuk produktif menghasilkan produk pertanian demi menjaga stabilitas pangan nasional, namun di sisi lain pupuk sebagai penyubur tanaman justru sulit didapatkan para petani.
Kondisi itu, tambah Muhaimin, diperparah dengan rantai jual produk pertanian yang rumit, seperti harga jual yang sangat murah bagi produk pertanian yang bagus. Hal tersebut selanjutnya berimbas pada minimnya kesejahteraan petani.
"Masalah pupuk kasihan sekali dari masa tanam kasihan sekali. Produksi yang dihasilkan bagus, namun saat dijual dengan harga amat sangat murah. Nah dari hilir ke hulu ya, hilirnya tersedia tanah yang subur melalui pupuk yang memadai, kemudian proses pertanian. Hilirnya di pemasarannya, nah pas pemasaran itu sangat problematis (bermasalah)" ujar Muhaimin.
Oleh karena itu, ia mendorong para petani muda dapat berperan mencari solusi atas persoalan tersebut, terutama terkait dengan masalah rantai pemasaran produk hasil pertanian.
"Saya mengundang para petani muda untuk berpikir tentang pemasarannya. Pemasaran selama ini, sebetulnya jalur terlalu panjang sehingga perlu dipotong supaya petani untung," ucap Muhaimin.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022