Bandung (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 88,8 persen, saat meninjau Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Menurutnya, kereta cepat pertama di kawasan Asia Tenggara itu bakal beroperasi sekitar bulan Juni 2023.

Dia pun tak menampik bahwa pandemi COVID-19 sempat membuat pembangunan sedikit terlambat.

"Kita harapkan dengan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung ini mobilitas orang dan barang bisa menjadi cepat dan meningkat kemudian daya saing kita juga akan semakin kuat," kata Jokowi.

Presiden menyebutkan kendala yang terjadi dalam pembangunan itu yakni saat membuat dua terowongan, yakni di Tunnel 2 dan Tunnel 11. Menurutnya di area tersebut kondisi tanahnya sempat menyulitkan pembangunan.

"Memang tanahnya yang sangat sulit dikendalikan, tetapi alhamdulillah sekarang sudah selesai," kata Jokowi.

Kereta cepat yang segera hadir di Indonesia itu menurutnya diharapkan memunculkan banyak titik ekonomi baru, mulai dari kawasan Jakarta hingga Kabupaten Bandung.

Selain itu, dia berharap nantinya kereta cepat itu membuat transportasi semakin terkoneksi, baik dengan pelabuhan, bandara, atau dengan transportasi lainnya.

"Itu sudah menjadi gagasan besar di ASEAN (Asia Tenggara) agar konektivitas negara-negara ASEAN ini tersambungkan secepat-cepatnya dalam rangka daya saing ASEAN," kata dia.

Kereta Cepat Jakarta-Bandung diperkirakan mampu melaju hingga kecepatan 350 kilometer per jam dan akan memangkas waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung menjadi 40 menit dari sebelumnya tiga jam.

Proyek ini memiliki panjang trase 142,3 kilometer dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 kilometer dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade. Kereta cepat ini akan berhenti di empat stasiun sepanjang lintasan, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar (Bandung).

Saat awal pembangunan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini adalah sebesar 6,07 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp85,41 triliun.


Baca juga: Kemenhub: Stasiun kereta cepat terintegrasi stasiun LRT di Halim
Baca juga: Dedi Mulyadi minta KCIC perbaiki rumah rusak akibat proyek terowongan
Baca juga: KCIC: Interior kereta cepat mengusung kearifan lokal khas Indonesia

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022