"Diperlukan jiwa besar dan kesediaan menurunkan ego masing-masing dari para pemimpin dunia yang tengah berhadap-hadapan, yang tengah terlibat dalam konflik," kata dia.
Jakarta (ANTARA) - Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan Indonesia ketika penyelenggaraan G20 sangat bisa memainkan peran untuk memersuasi pemimpin dunia untuk sama-sama menjaga dunia agar lebih aman.

"Indonesia sangat bisa memainkan peran sebagai smart and honest persuader. Ini tradisi politik kita (Indonesia) dari dulu," kata SBY dalam forum diskusi yang digelar Yudhoyono Institute, di Jakarta Kamis.

Pada diskusi bertema "Geopolitik dan Keamanan Internasional, Ekonomi Global dan Perubahan Iklim" itu, SBY mendoakan agar Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahan dapat mendayagunakan dengan baik kesempatan terbaik tersebut.

"Untuk memersuasi pemimpin dunia agar semua menjadi part of solution untuk membikin dunia dan bumi kita lebih aman di masa depan," kata dia.

G20 menurut SBY tentu bisa untuk menyerukan agar forum itu benar-benar digunakan para pemimpin dunia yang hadir guna mengatasi masalah dunia.

"Diperlukan jiwa besar dan kesediaan menurunkan ego masing-masing dari para pemimpin dunia yang tengah berhadap-hadapan, yang tengah terlibat dalam konflik," kata dia.

SBY mengajak agar para pemimpin dunia untuk lebih mengedepankan bagaimana sama terlihat mengatasi masalah dunia, bukan sebaliknya hanya memikirkan persaingan menang kalah antara negara.

"Kalau masing-masing berpikir saya harus menang, kamu harus kalah, tidak akan ada jalan," kata dia.

Menurut dia perundingan dan negosiasi merupakan cara klasik, tapi masih tetap relevan dan masih tetap bisa digunakan.

"Secara khusus, ini pandangan saya pribadi, masyarakat dunia akan sangat bersyukur kalau dalam G20 summit di Bali nanti ada pertemuan bilateral yang substantif," ucapnya.

Lebih lanjut, kata dia pertemuan bilateral substantif yang berangkat dari niat baik antara Presiden Biden AS dengan Presiden Putin Rusia.

"Dan akan lebih bagus lagi jika ada pertemuan bilateral antara Presiden Biden dengan Presiden Xi Jin Ping, Tiongkok. Untuk apa?, agar Eropa bisa lebih teduh dan juga agar Asia Timur bisa lebih teduh," katanya lagi.

G20 menurut dia tentu tidak bisa menyelesaikan semua masalah, tapi kalau bisa membujuk sejumlah pemimpin dunia untuk bersedia melaksanakan pertemuan hati dan pertemuan pikiran, maka hal itu bisa menjadi sebuah awal yang bagus.

"Yang kelak sangat mungkin bisa mengubah jalannya sejarah,” ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022