Bagaimana kita menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini sekaligus mengantisipasi dan siaga terhadap risiko-risiko pemburukan ekonomi dunia
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan perekonomian Indonesia memang terbukti kuat dalam menghadapi krisis, namun tetap siaga terhadap berbagai risiko global ke depan.
"Bagaimana kita menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini sekaligus mengantisipasi dan siaga terhadap risiko-risiko pemburukan ekonomi dunia," katanya saat Capital Market Summit & Expo 2022 di Jakarta, Kamis.
Mahendra mengatakan kondisi perekonomian Indonesia tergolong pulih sepenuhnya dari dampak pandemi karena produk domestik bruto (PDB) nasional pada kuartal II-2022 sudah kembali ke tingkat pra pandemi COVID-19.
Bahkan, jika menilik kondisi kesehatan dari industri jasa keuangan baik perbankan, pasar modal maupun industri keuangan nonbank jelas kondisinya sudah pulih dan jauh lebih sehat sehingga siap untuk menjaga dan mengawal kelanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Terlebih lagi, meski kondisi global menunjukkan situasi yang terus memburuk, namun tidak ada perkiraan yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih kecil dari perkiraan sebesar lima persen.
"Terakhir, yang kita dengar dari Dana Moneter Internasional (IMF) sekalipun menunjukkan pertumbuhan ekonomi global turun, tapi tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia lima persen," ujarnya.
Menurut Mahendra, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pengelolaan ekonomi baik secara makro, fiskal, dan moneter selama beberapa tahun ke belakang telah dilakukan dengan baik.
Meski demikian, ia memastikan Indonesia masih tetap mengantisipasi, mewaspadai, dan bersiaga terhadap kondisi pemburukan yang terjadi di tingkat global dengan melakukan langkah-langkah konkrit.
Mahendra mengaku pihaknya siap melakukan stress test terhadap industri jasa keuangan yaitu pengujian daya tahan untuk menentukan batas kritis dalam suatu sistem.
Stress test ini dilakukan oleh sektor jasa keuangan untuk mengetahui, memahami dan menghitung seluruh risiko yang ada.
Ia menuturkan upaya itu akan membuat perekonomian Indonesia termasuk industri jasa keuangan menjadi lebih siap dan siaga terhadap potensi dan risiko transmisi yang akan terjadi yakni pemburukan ekonomi global.
Mahendra menegaskan tidak ada alasan untuk Indonesia tidak percaya diri karena justru kondisi pulih ini menempatkan posisi Indonesia dalam situasi yang baik dalam menghadapi risiko-risiko.
"Sambil kita melakukan upaya-upaya tadi, kita terus meningkatkan fokus kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia," tegasnya.
Baca juga: Ketua OJK ingatkan "perfect storm" berpotensi melanda dunia ke depan
Baca juga: Sri Mulyani yakini instrumen fiskal jadi bantalan pada 2023
Baca juga: Airlangga sebut inflasi Indonesia masuk lima terendah di dunia
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022