Langkah yang sudah dilakukan adalah penambahan pengeboran sumur secara masif di sekitar lapangan yang sudah ada

Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden menyatakan pemerintah terus bekerja keras mengakselerasi peningkatan produksi lifting minyak dan gas bumi guna mencapai target minyak 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Hageng Suryo Nugroho mengatakan kebutuhan meningkatkan produksi migas menjadi prioritas karena kondisi geopolitik global yang sangat dinamis, salah satunya perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan ancaman krisis energi, pangan, dan ekonomi.

"Presiden telah memberikan arahan terkait capaian ini. Sehingga target 1 juta barel harus kita dukung bersama," kata Hageng dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Sebagai informasi, produksi lifting minyak 2022 ditargetkan cukup besar yakni 1,73 juta barel per hari. Namun hingga kuartal III 2022 capaian masih di bawah target, yakni, 1,56 juta barel minyak per hari.

Hageng menjelaskan rendahnya realisasi lifting migas Indonesia dipengaruhi oleh kondisi lapangan minyak dan fasilitas produksi yang sudah tua.

Seharusnya, lanjut dia, sudah ada lapangan-lapangan minyak baru yang dibuka untuk meningkatkan capaian produksi. Namun karena membutuhkan investasi yang sangat besar, maka yang bisa dilakukan hanya memaksimalkan lapangan yang masih ekonomis untuk diproduksi.

"Langkah yang sudah dilakukan adalah penambahan pengeboran sumur secara masif di sekitar lapangan yang sudah ada, serta melakukan kegiatan work over dan well services seperti yang dilakukan Kontraktor Kontrak Kerja Sama," terang Hageng.

Dia mengatakan, pemerintah saat ini juga menjajaki metode pengeboran sumur dalam mencapai 3.000 kaki untuk mencari cadangan minyak yang lebih besar. Metode yang disebut unconventional drilling itu membutuhkan teknologi yang presisi sehingga membutuhkan biaya tiga kali lipat lebih tinggi.

"Tujuannya untuk mendapatkan sumber cadangan yang masif," ungkapnya.

Secara paralel, sambung Hageng, pemerintah juga melakukan percepatan investasi baru di sektor migas. Salah satunya investasi blok Masela di Tanimbar, Maluku yang sudah ditandatangani sejak 2019 dan saat ini dalam proses pembebasan tanah.

"Bapak Moeldoko beberapa waktu lalu dalam rakor, sudah minta agar persoalan pembebasan tanah tetap memperhatikan keadilan masyarakat," tegas Hageng.


Baca juga: Komisi VII DPR dan pemerintah sepakati asumsi makro sektor energi 2023
Baca juga: Pertagas teken perjanjian jual beli gas bumi dengan BUMD Riau
Baca juga: Blok Rokan ditargetkan produsen minyak terbesar di kuartal III 2022

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022