"Kalau Bapak Lukas sebagai gubernur itu kami akui, tapi kalau sebagai kepala suku besar secara umum, saya tidak setuju," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Cucu kandung Pahlawan Nasional dari Papua Marthen Indey itu menegaskan jika Lukas Enembe ingin menjadi kepala suku besar, maka harus memanggil semua kepala kampung (Ondoafi) dari kampung-kampung, dari semua suku-suku untuk menobatkan Lukas.
‘’Kami masyarakat pesisir, mulai dari Skouw sampai Sarmi, kami punya kepala suku masing-masing, kami punya Ondoafi," ujarnya.
Menurut tokoh masyarakat Depapre, Kabupaten Jayapura itu, tidak mungkin seluruh wilayah Papua dengan sekitar 250 suku ini bisa memiliki satu orang kepala suku karena semua suku sama kedudukannya dan sederajat.
Baca juga: Mahasiswa Papua di Jakarta dukung KPK proses hukum Lukas Enembe
“Semua suku dan kampung-kampung di wilayah pantai punya pemimpinnya masing-masing. Begitu pula suku-suku di pegunungan. Kalau Gubernur ya hanya satu, untuk umum bagi kami semua,’’ katanya menegaskan.
Ia mengatakan informasi tentang pengangkatan Lukas sebagai kepala suku besar tersebut membuat resah dan mengganggu ketenteraman masyarakat.
Keresahan Onesimus sangat beralasan karena masih banyak persoalan-persoalan lain terkait kasus Lukas Enembe yang belum menemukan titik terang, seperti, masih banyaknya para pendukung Lukas yang berjaga di rumah kediaman Lukas, adanya kemungkinan upaya paksa yang bisa dilakukan KPK terhadap Lukas, serta tuntutan keluarga agar Lukas diperiksa KPK di lapangan terbuka dan disaksikan masyarakat.
Baca juga: Aktivis mahasiswa berharap masyarakat dukung pemeriksaan Lukas Enembe
“Bapak Lukas ikut saja proses hukum supaya masalah cepat selesai. Kasihan mereka yang jaga rumah Bapak Lukas sudah berhari-hari kasih tinggal anak, isteri, dan pekerjaan mereka," katanya.
Onesimus meminta Lukas Enembe untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang dituduhkan kepadanya dan berani menghadapi hukum.
“Kalau Bapak Lukas sudah tahu ada masalah, tolong hadapi sendiri. Jangan libatkan kami masyarakat yang tidak tahu apa-apa dan bawa-bawa adat,” harapnya.
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022