Jakarta (ANTARA) - Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Sri Hartini mengatakan, pihaknya menyasar pengunjung milenial dan para siswa untuk mengenalkan lebih luas museum dan mencapai target menjadi museum berkelas dunia.
“Sekarang ini yg tepat untuk memperkenalkan museum agar menjadi Museum di Hatiku saat ini adalah milenial. Disamping itu peserta didik menjadi kunci yang akan meneruskan bangsa ini berkelanjutan di masa yang akan datang,” katanya dalam RRI Show yang disaksikan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pegiat Budaya: Penting bangun aktivitas untuk pengunjung museum
Sri menyampaikan, untuk menjadi museum berstandar nasional diperlukan narasi bahwa museum mudah diakses oleh pengunjung baik secara langsung maupun secara online. Pihaknya, lanjutnya, juga berusaha mengubah image museum menjadi rumah peradaban karena semua pra sejarah terpampang secara lengkap di museum.
Ia berharap ketika pengunjung milenial dan para pelajar datang ke museum terdapat energi berupa pemikiran dan perasaan bahwa para leluhur telah menciptakan warisan yang sangat luar biasa. Sehingga muncul rasa kebangsaan atau nasionalisme yang terus bertumbuh.
Baca juga: Museum TNI AU ajak pengunjung nonton Film Jupiter peringati HUT TNI
“Sehingga ketika pulang dari museum tidak hanya sekadar mendapat hiburan tetapi ada energi yang masuk ke bathin, sehingga rasa kebangsaan akan muncul dan tumbuh,” ujarnya.
Melalui kunjungan ke museum, diharapkan para pengunjung khususnya milenial dan pelajar juga dapat menciptakan karya seperti menggambar dan melukis. Museum ke depannya ditargetkan bisa menjadi rumah bagi seluruh komunitas bisa memberikan keleluasaan untuk berekspresi.
Baca juga: Cyberpunk Animatrix ajak pengunjung nikmati seni sambil main game
“Ruang ruang publik harus memberikan keleluasaan bagi masyarakat bisa berekspresi di museum, memberikan kesempatan bagi komunitas untuk membuat acara dan sebagainya. Harapannya pengunjung bisa bertambah terus,” ucap dia.
Lebih lanjut, Sri menyampaikan, tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini untuk menjadikan Museum Nasional Indonesia menjadi museum kelas dunia. Menurutnya diperlukan para profesional di bidangnya seperti kurator, ahli jejaring kerja sama, bisnis dan kemitraan hingga pakar komunikasi agar masyarakat lebih memahami museum.
Baca juga: Museum Vespa ajak pengunjung arungi masa dengan koleksi ikonis
“Saat ini Museum Nasional terbesar di Asia Tenggara tapi masih jauh dari museum kelas dunia. Kita tidak bisa hanya mengandalkan SDM yang ada saat ini untuk menuju ke sana, kita harus keroyokan,” ucap dia.
Adapun untuk menarik minat pengunjung milenial, Museum Nasional telah menyesuaikan berbagai fasilitas yang lebih ramah milenial seperti penyediaan monitor, suhu AC yang dingin dan menjaga kebersihan. Disamping juga berbenah dari sisi internal dengan meningkatkan capacity building mulai dari kepala museum hingga petugas kebersihan.
Selain juga menyediakan virtual tour berupa konten foto dan video yang memuat koleksi Museum Nasional yang disebarkan ke berbagai sekolah mulai dari SD, SMP hingga SMA. Tujuannya, para pelajar termasuk yang berada di pelosok Indonesia dapat menikmati secara virtual koleksi-koleksi yang terpajang di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
Baca juga: Museum Nasional Peradaban Mesir tarik hampir 1 juta pengunjung
Baca juga: Museum Batik Pekalongan bangun keterlibatan publik dongkrak pengunjung
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022