Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia masih punya secercah harapan sekalipun ekonomi global diramal akan sangat gelap akibat perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung sengit.
“Sekalipun ekonomi global tidak menentu akibat Ukraina dan Rusia, yang pintu masuknya adalah pangan dan minyak, tapi kita mempunyai secercah harapan untuk Indonesia. Yang penting, leadership dan stabilitas nasional kita, kita harus jaga bersama-sama,” katanya dalam BNI Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Rabu.
Bahlil menjelaskan, kondisi ekonomi global terus didera masalah sejak perang dagang antara AS dan China pada 2017 hingga awal 2019. Disusul kemudian dengan pandemi Covid-19 yang meski hingga kini belum juga reda sudah dihantam lagi dengan perang Rusia-Ukraina.
“Ini betul-betul meluluhlantakkan persoalan ekonomi global kita. Dalam bahasa saya, ini ekonomi gelap, ekonomi 2023 ini gelap,” katanya.
Di bidang investasi sendiri, Presiden Jokowi sendiri menargetkan realisasi investasi pada 2023 bisa mencapai Rp1.400 triliun di tengah gelapnya ekonomi global pada tahun 2023.
Maka, arah kebijakan investasi ke depan pun ditujukan untuk bisa mendorong sektor hilirisasi. Setidaknya ada dua konsep hilirisasi yang akan dibangun pemerintah, yakni pertama, hilirisasi berbasis teknologi untuk menciptakan nilai tambah dan kedua, investasi yang didorong untuk masuk ke sektor padat karya.
“Kenapa? Karena salah satu tujuan investasi itu untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya.
Bahlil meyakini, dengan berbagai macam reformasi yang dilakukan, insentif yang diberikan, paradigma kebijakan negara yang berubah dan kerja keras semua pihak, ekonomi Indonesia tidak akan segelap ramalan banyak pihak pada 2023 nanti
“Dengan kondisi itu, pertumbuhan investasi, pertumbuhan ekonomi kita insya Allah tidak segelap pertumbuhan ekonomi global. Indonesia ke depan insya Allah membaik,” ujar Bahlil optimis.
Baca juga: Presiden Jokowi: Perang perdalam krisis ekonomi dunia
Baca juga: UNDP: Krisis utang serius sedang terjadi di negara-negara berkembang
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022