"Peringatan boleh, tidak bisa kita larang-larang untuk memperingati. Tetapi jangan terlalu dibesar-besarkan," kata Pastika di Denpasar, Rabu.
Baca juga: Kepala Densus 88: Indonesia bisa ciptakan damai tanpa kekerasan
Menurut dia, peringatan peristiwa Bom Bali I yang hari ini tepat 20 tahun, hendaknya diperingati secara sederhana. "Bahwa dalam peringatan itu ada korban yang datang ingin ziarah, menaruh bunga, silakan saja," ucapnya.
Tetapi, jika peristiwa tragedi kemanusiaan Bom Bali dilaksanakan dengan besar-besaran, Pastika mengkhawatirkan dapat membuka kembali "luka" bagi pihak korban maupun dari pihak keluarga teroris.
"Nanti bisa ada orang yang merasa masih (kasus Bom Bali-red) ini tidak selesai-selesai. Saya khawatir malah ada lagi. Pihak korban maupun teroris, 'kan punya anak cucunya. Masak mau diterus-teruskan?" ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: 18 tahun tragedi bom Bali diperingati sejumlah warga
Pastika pun memaklumi peristiwa Bom Bali I yang telah merenggut 202 nyawa itu memang susah untuk dilupakan. Namun, ia berharap agar peringatannya untuk ke depan dilaksanakan secara sederhana atau skala kecil.
"Misalnya bisa 'nggak peringatannya itu dengan hanya datang untuk ziarah dan menaruh bunga di Ground Zero? Tetapi tergantung orangnya juga karena ada orang yang merasa perlu banget untuk bikin peringatan," ucap pria yang juga Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD RI ini.
Baca juga: Masyarakat dan keluarga korban peringati 17 tahun tragedi bom Bali
Ia menambahkan, akan lebih tepat yang ditonjolkan dalam Peringatan Bom Bali itu dapat membawa pesan perdamaian. Dengan demikian, ke depan jangan sampai terjadi lagi peristiwa serupa dan kita semua dapat saling memaafkan.
"Bagaimana tujuannya untuk perdamaian, silakan saja. Tetapi jangan sampai yang menumbuhkan kebencian lagi," kata Pastika yang juga pernah menjabat Kepala Kepolisian Daerah Bali.
Aksi bom bunuh diri yang mengguncang Paddy's Pub dan Sari Club (SC), Legian, Kuta, Kabupaten Badung pada 12 Oktober 2002 menewaskan 202 orang, dan 209 orang luka-luka. Para korban berasal dari 22 negara
Baca juga: Keluarga korban peringati tragedi bom Bali
Baca juga: Keluarga korban kenang tragedi bom Bali I
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022