dalam rangka mengembalikan tradisi 'nembok'
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) mengajak seluruh warga di Palmerah untuk mengembangkan budaya membatik agar selain untuk mempertahankan nilai-nilai kegiatan itu, juga agar mengisi waktu luang secara produktif.
"Ini dalam rangka mengembalikan tradisi 'nembok' atau ngebatik yang dahulu dikembangkan oleh masyarakat di Palmerah," kata Camat Palmerah, Joko Mulyono saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Joko mengatakan ajakan itu dikemas dalam bentuk pelatihan untuk seluruh masyarakat dari segala kalangan, mulai dari orang tua, kalangan pemuda hingga anak-anak.
Dia melanjutkan, kegiatan ini digelar selama satu minggu sekali sejak September.
Selama kegiatan, pihaknya menggandeng komunitas Gobang Batik selaku penggiat batik di daerah itu untuk melatih warga.
Baca juga: Puluhan tuna rungu di Jakut gelar peragaan kain batik ecoprint
"Kita sediakan pelatih dan juga alat alat seperti kain, tinta, lilin dan sebagainya," jelas dia.
Awalnya peserta yang datang hanya berkisar 14 sampai 15 orang. Namun hingga saat ini, jumlah peserta sudah mencapai 40 sampai 50 orang.
Kegiatan rutin ini dilakukan di kantor Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
"Besok hari Jumat siang kita akan adakan kegiatan membatik lagi di kantor kecamatan," jelas dia.
Walau peminat pelatihan batik sudah semakin banyak, dia mengaku saat ini kegiatan tersebut belum berorientasi ke ranah komersil.
Baca juga: Disparekraf DKI gandeng hotel beri ruang untuk UMKM promosi batik
Pihaknya hanya fokus memberikan pelatihan agar warga mulai tertarik dengan kerajinan batik sehingga budaya membatik di tengah lingkungan Palmerah semakin besar.
"Nanti kalau sudah bisa produksi sendiri, kita berhubungan dengan Sudin Kebudayaan, kita bareng bareng lestarikan," jelas dia.
Gandeng difabel
Sebelumnya, kegiatan pelatihan membatik juga sempat dilakukan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat awal 2022.
Dalam kegiatan tersebut, Sudin Kebudayaan menggandeng warga penyandang disabilitas untuk terlibat dalam pelatihan batik.
"Untuk tahun ini kita undang puluhan teman teman difabel tunarungu untuk belajar jadi perajin batik. Peserta pun antusias," kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syaropi saat itu.
Baca juga: Disbud DKI selenggarakan Pameran Batik sebulan di Museum Tekstil
Syaropi mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari instruksi Gubernur DKI Jakarta untuk melibatkan warga disabilitas dalam kerajinan dan kesenian.
Salah Satu kesenian yang diusung pihak Pemkot Jakarta Barat untuk dilatih ke warga difabel yakni perajin batik.
"Tujuan sudah pasti untuk melestarikan budaya batik ke seluruh lapisan masyarakat, terutama ke warga difabel," ujar Syaropi.
Kegiatan yang diikuti 30 warga penyandang tunanetra ini diselenggarakan pada Maret 2022. Kegiatan tersebar selama 10 hari dan diselenggarakan selama delapan jam per harinya.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022