Ketua Tim Pengma FIK UI, Ns. Ice Yulia Wardani dalam keterangannya, Rabu mengatakan remaja menjadi sasaran yang tepat untuk mengembangkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana karena memiliki rasa keingintahuan yang tinggi untuk terus meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku.
Ia mengatakan Tim Pengmas FIK UI membawa tiga topik sebagai bahasan utama, yaitu Mitigasi Bencana, Bantuan Hidup Dasar (BHD), dan Tata Cara Pemilihan Berita Hoaks. Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan dengan pemaparan materi, tetapi juga demonstrasi langsung dari Tim Pengmas FIK UI kepada 65 siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang termasuk kawasan pesisir dengan skor 24,00 indeks risiko bencana tsunami, 36,00 pada indeks risiko banjir, dan 21,60 indeks risiko gempa bumi. Berangkat dari data tersebut, tim pengmas FIK UI terjun langsung untuk memberikan peningkatan kesiapsiagaan melalui gerakan “Remaja Siaga Tanggap Bencana”.
Sebelum pemberian materi, dilakukan pre test dan post test setelah sesi diskusi untuk mengetahui sasaran mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan sebelumnya. Hasil rata-rata pre test dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar.
Baca juga: Dosen vokasi UI edukasi pengembangan Desa Wisata Pulau Rinca
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 3 Labuan Ahmad Yugo mengatakan peningkatan siap siaga ini penting sekali karena dengan penyuluhan yang diberikan meningkatkan kesadaran kami untuk lebih siaga lagi dalam menghadapi bencana, khususnya di daerah ini.
Selain pemaparan materi dan demonstrasi, para peserta juga mendapatkan buku saku RASATANA. Pemberian buku ini bertujuan untuk menjadi bekal siswa-siswi dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat serta dapat juga dibagikan pada orang lain di sekitarnya.
Posisi Indonesia yang terletak di wilayah Pacific Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, menjadikannya rentan mengalami bencana alam, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.
Salah satu daerah di Indonesia yang sering diguncang gempa dan berpotensi menimbulkan tsunami adalah wilayah Provinsi Banten.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan Pemerintah Provinsi Banten untuk segera melakukan antisipasi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut, karena bencana gempa yang terjadi memiliki sifat merusak dan berdampak pada robohnya bangunan di sekitar pusat gempa serta memicu gelombang laut tinggi.
Upaya penanggulangan risiko bencana terus dilakukan dan ditingkatkan, salah satunya melalui edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat di sekitar Banten.
Baca juga: Dokter FKUI : Penyakit Thalassemia belum ada obatnya
Baca juga: Fakultas Farmasi UI beri penyuluhan kesehatan kepada warga Bogor
Baca juga: UI luncurkan program pengabdian masyarakat di berbagai daerah
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022